Wednesday 28 January 2009

MARI KITA CIPTAKAN TATAP SEBAGAI PROSES BERBUDAYA

Disaat kita membicarakan Tatap bagi kebanyakan Apoteker praktisi perapotikan mereka tentunya akan menyikapi dengan positif …
Namun bagi sebagian penonton yang mungkin teman sejawat kita mereka akan berat hati menerima perubahan ini atau
Atau bagi pemain yang bukan dalam kapasitas sebagai pemain di bidang kefarmasian mereka akan cenderung menolak adanya TATAP …

TATAP adalah suatu Bola salju yang terus bergulir sementara pihak yang TIDAK setuju TATAP akan selalu menghalang-halangi nya …. Ini wajar …
Bagaimana sikap kita … Maju terus pantang Mundur … ok
Siapa yang menang ?
Yang menang adalah …. pemain dan bukan penonton …

Pemain pro TATAP adalah sekelompok kecil apoteker yang berjuang demi eksistensi profesinya … terkadang mereka sedikit bicara tetapi banyak kerja, namun ada juga yang banyak ide tetapi juga banyak kerja …
Kalau saya amati dalam kurun 5 tahun terakhir kelompok ini cukup kompak, solid dan konsisten, mereka melangkah berkelompok, atau sendiri–sendiri … tapi mereka tetap membawa nama baik profesi.

Semenjak berdirinya Hisfarma kelompok ini mulai Nampak lebih terorganisir dan dapat dijadikan andalan ISFI sebagai front terdepan dalam pelayanan kefarmasian di komunitas …

Salah satu Perkembangan yang sangat menggembirakan

Kira-kira kurang lebih 5 tahun yang lalu TATAP belum populer dimata apoteker bahkan mungkin tidak dikenal, namun semenjak tahun 2005 disaat konggres Nasional ISFI DI Bali TATAP atau dikenal dengan istilah No Pharmacist No Service mulai di cetuskan TATAP mulai jadi pembahasan baik seminar maupun diskusi ilmiah. Ini tidak lepas dari masukan-masukan dari beberapa sejawat apoteker praktisi yang konsisten dalam mengangkat citra profesi apoteker .. dan langkah ini akan selalu terus bergulir
HISFARMA Sendiri dalam kegiatan Temu Ilmiah & Organisasi Hisfarma Bulan Agustus 2008 mengangkat tema “melalui gerakan TATAP kita tingkatkan citra professional Apoteker dimasyarakat” dan terakhir Rakernas ISFI di Surabaya juga mengagendakan TATAP agar bisa dilaksanaannya tahun 2009
Namun bagaimana Hasilnya …
Secara Moral dan “de fakto” proses sudah berjalan namun secara “de yure” masih diperlukan pendekatan dan perjuangan panjang dan serius…
lihat ulasan …
Usulan dan perjuangan ISFI agar disahkan PP Kefarmasian kelihatannya masih mengalami jalan buntu lihat Adakah yang Tidak Berkehendak Dengan PP Pekerjaan Kefarmasian? http://www.aptekkita.com/
Bagaimana Sikap kita ..
Sebagai seorang pejuang kita tidak boleh patah arang ...
Sebagai Apoteker kalau kita sudah masuk dalam kancah dunia kefarmasian apalagi kalau kita sebagai pemain tidak perlu berkecil hati …
justru ini kita jadikan cambuk untuk maju ..
Dalam istilah pendudukan dan perang ada istilah pengakuan De fakto dan ada istilah pengakuan De yure
Mari sama-sama kita berjuang kesana …proses pengakuan secara de yure tetap kita perjuangkan, sedang proses pengakuan secara de fakto juga terus kita tingkatkan jangan ditinggalkan (maaf bagi yang hanya suka sebagai penonton mari kita ikut sebagai pemain) agar masyarakat juga semakin tahu ooo ternyata pemainnya yang apoteker banyak juga … sehingga masyarakat langsung merima manfaatnya dan secara tidak langsung (effect domino) mereka akan mendukung proses de yure..

Saya teringat kurang lebih tahun 2004 semenjak saya mempunyai apotek sendiri setiap memberi rekomendasi saya selalu menekankan bahwa jangan sekali-kali meninggalkan profesi artinya bila memang berniat menjadi penanggung jawab apotek jangan setengah-setengah lebih baik total, bila tidak bisa sebaiknya tidak … dari pada menambah masalah … (namun tidak mudah untuk melakukan hal seperti ini diperlukan pendekatan khusus tentang masalah ini dan yang lebih utama kita harus memberi contoh dulu sebelum kita bicara ….)

apa yang terjadi … secara perlahan dan memerlukan proses saat ini tahun 2009 sebagian besar teman sejawat kita ini kebanyakan lebih pintar dalam mengorganisasikan apoteknya mereka tahu betul apa yang dikerjakan, mereka bukan penonton tetapi mereka adalah pemain yang elegan dan patut diacungi jempol, bahkan karena saking agresifnya terkadang mereka menerapkan teknik hardball strategi … terkadang banyak ilmu yang saya pelajari dari mereka namun saya juga mengingatkan agar kita selalu tetap dalam koridor aturan main yang berlaku …
ada berita yang menarik lagi tentang teman sejawat kita, mereka adalah APA yang ikut bekerja pada PSA namun karena kecerdasannya dalam menjalankan roda perapotekan mereka digaji cukup tinggi, bahkan rumah dan mobil operasionalpun diberikan oleh PSA asalkan APA tersebut tidak meninggalkannya … usut punya usut ternyata teman sejawat kita ini pandai betul mengelola apotek yang jadi penanggung jawabnya sehingga teman-teman menyebut mereka adalah raja di daerah tersebut …

Dan yang menggembirakan kebanyakan teman sejawat kita yang sukses satu per satu mereka dapat mendirikan apoteknya sendiri mereka bukan lagi sebagai pemain bayaran tetapi mereka sudah sebagai pemain sekaligus manager … Bola salju ini ternyata juga terjadi di daerah lain di luar jatim seperti Jateng, Jabar dan Bali dll

Mari kita apresiasi dan kita lanjutkan perjuangannya ….

No comments: