tag:blogger.com,1999:blog-76619729369403383062024-03-13T13:37:20.329-07:00SUARA APOTEKERSUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-84658219555635741912012-07-17T19:03:00.000-07:002012-07-17T19:05:25.707-07:00WISATA ROHANI<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<a href="http://apotekerindonesia.blogspot.com/2012/07/bukit-jabal-rahmah.html">MELIHAT DARI DEKAT BUKIT JABAL RAHMAH</a>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-4604783721399343642" itemprop="articleBody">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-5q_uZ9CajQg/UAT89UOTIyI/AAAAAAAAATA/OSGn7TAu8O4/s1600/jabal+rahmah2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-5q_uZ9CajQg/UAT89UOTIyI/AAAAAAAAATA/OSGn7TAu8O4/s320/jabal+rahmah2.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 5pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sahabatku tercinta, kali ini saya akan cerita sedikit tentang bukit Jabal Rahmah </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berbahagialah
teman-teman yang telah menunaikan ibadah haji atau umroh tentu
menyempatkan melihat dari dekat bukit Jabal Rahmah. Namun bagi sahabat
blogger yang belum kesana saya doakan semuga sahabat blogger tercinta
suatu saat akan terkabul doanya bisa menunaikan ibadah Haji/umroh dan
dapat melihat dari dekat bukit Jabal Rahmah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jabal
Rahmah
terletak di padang Arofah bagian timur kota Mekkah Arab Saudi. Sesuai
dengan namanya, JABAL berarti sebuah BUKIT/GUNUNG dan RAHMAH artinya
KASIH SAYANG. Bukit ini
di yakini sebagai pertemuan antara Nabi Adam dan Siti Hawa setelah
mereka
dipisahkan dan diturunkan dari syurga oleh Alloh selama bertahun-tahun
karena
melakukan kesalahan dengan memakan buah khuldi yang terlarang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Menurut ahli sejarah, Nabi Adam diturunkan di
negeri India, sedangkan Siti Hawa diturunkan di Irak. Setelah keduanya
bertaubat untuk memohon ampun, atas ijin Alloh keduanya dipertemukan di
bukit ini. Setelah pertemuan ini, Adam dan Hawa melanjutkan hidup mereka dan
melahirkan anak-anak keturunanya sampai sekarang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pada
saat musim Haji dan Umroh tempat ini menjadi
salah satu tempat utama yang dikunjungi para jamaah Untuk menuju
puncak tempat ini, kita bisa menempuh sekitar 15 menit dari dasar
bukit. Bukit ini berada pada ketinggian kurang lebih enam puluh lima
meter yang
puncaknya menjulang. dan diatasnya terdapat sebuah monumen yang terbuat
dari
beton persegi empat dengan lebar kurang lebih 1,8 meter dan tingginya 8
meter.
Namun sahabat jangan kuatir untuk menuju puncak bukit ini pemerintah
Saudi Arabia telah membangun infrastruktur yang
memadai sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menikmatinya.
Infrastruktur
ini berupa jalanan berbentuk tangga menuju puncak tugu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-h-3fGG6bpZk/UAT9SCNs4WI/AAAAAAAAATI/fpOc_D_dk58/s1600/Jabal+rahmah1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-h-3fGG6bpZk/UAT9SCNs4WI/AAAAAAAAATI/fpOc_D_dk58/s1600/Jabal+rahmah1.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dari bukit ini kita bisa menyaksikan hamparan padang
Arafah yang setiap tahunnya dipadati oleh jamaah haji dari seluruh penjuru dunia
ketika musim haji tiba. Juga kita dapat menyaksikan matahari yang terbit atau juga
sinar jingga yang mengiringi saat menjelang terbenamnya matahari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Jabal Rahmah juga merupakan tempat wahyu terakhir
kepada Nabi Muhammad SAW tatkala melakukan wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam
QS Al-Maidah (5) : 3, “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. …..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Turunnya ayat ini membuat para sahabat bersedih, sebab
mereka merasa akan kehilangan Rasulullah dan tak berapa lama kemudian,
Rasulullah dipanggil menghadap oleh Allah SWT.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tempat berdoa</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Salah
satu bukit bersejarah ini tak pernah dilewatkan
oleh jama’ah haji atau umrah dari seluruh penjuru dunia. Mereka selalu
menyempatkan diri untuk shalat dan memanjatkan doa ketika sudah sampai
disana. Mereka berasal dari seluruh penjuru Dunia. Baik dari Benua
ASIA, AFRIKA, EROPA, AUSTRALIA, dan AMERIKA. Mereka meyakini, tempat ini
sebagai tempat suci untuk
menungkapkan keinginan dan hajat mereka terkait dengan keluarga.
Misalnya ingin
mendapat pasangan,dikarunia anak yang sholeh dan sholehah, atau berdoa
agar
keluarga yang dibangun Sakinah Mawaddah Warahmah. Pada saat musim haji
tempat
ini tidak pernah sepi dikunjungi seluruh jamaah untuk memanjatkan doa
kepada
Allah SWT.</span></div>
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<br />
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tempat wisata</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Selain
digunakan untuk bermunajat dan berdoa, bukit
ini juga dijadikan sebagai tempat wisata. Disini kita akan banyak
menjumpai
para pedagang yang menjajakan souvenir seperti batu cincin, kopiah,
tasbih,
sorban dan sejumlah benda pernak-pernik lainnya. Di tempat ini juga
disediakan Unta bagi para wisatawan
yang ingin mencoba nuansa padang pasir. Tarif yang dipatok
bermacam-macam antara 5 sampai 10
real, tergantung kita bisa menawarnya atau tidak. Para wisatawan
termasuk sayapun tidak melewatkan untuk
berfoto sejenak mengambil view Jabal Rahmah yang menjadi saksi abadi
pertemuan
Adam dan Hawa. Bayangan romantisme antara Adam dan Hawa di tempat ini
masih saya rasakan hingga sekarang. Tempat ini menjadi bukti dari kasih
sayang
Allah kepada hambaNya yang bertaubat. Setelah memberikan hukuman sekian
tahun
atas kesalahan yang dilakukan, Nabi Adam lalu bertaubat sepanjang
hidupnya,
sampai akhirnya Allah mengabulkan permohonan dan permintaannya untuk
dipertemukan dengan belahan jiwanya Siti Hawa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dengan
mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang diabadikan
dalam Al-qur’an akan semakin meningkatkan keimanan dan keyakinan kita
kepada Allah SWT. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari sejarah ini
untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, Amien 3x YRA. </span></div>
</div>
<span class="post-author vcard">
Dikirim oleh
<span class="fn">
<a href="http://www.blogger.com/profile/07178939760823940632" itemprop="author" rel="author" title="author profile">
APOTEKER MUDA
</a>
</span>
</span>
<span class="post-timestamp">
di
<a class="timestamp-link" href="http://apotekerindonesia.blogspot.com/2012/07/bukit-jabal-rahmah.html" itemprop="url" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" itemprop="datePublished" title="2012-07-16T23:03:00-07:00">23:03</abbr></a>
</span>
<span class="post-comment-link">
<a class="comment-link" href="http://www.blogger.com/comment.g?blogID=6827244573498938340&postID=4604783721399343642&isPopup=true">
Tidak ada komentar:
</a>
</span>
<span class="post-icons">
<span class="item-action">
<a href="http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=6827244573498938340&postID=4604783721399343642" title="Posting Email">
<img alt="" class="icon-action" height="13" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_email.gif" width="18" />
</a>
</span></span>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-9623744886013108592011-12-24T07:03:00.000-08:002011-12-24T07:04:25.511-08:00<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://www.apotekerindonesia.blogspot.com/2011/12/mengembangkan-kualitas-dan-berbagi.html">MENGEMBANGKAN KUALITAS DAN BERBAGI NILAI POSITIF</a> </h3> <div class="post-header"> </div> <div class="post-body entry-content" id="post-body-1749431666692451824"> <div class="JudulArtikel"><br /></div> <div class="artikel"> <img class="alignleft" src="http://photo.kontan.co.id/photo/2011/12/20/1661455683p.jpg" alt="" width="298px" height="225px" /> <p>Sebuah ruangan di lantai lima Citywalk Sudirman, Jakarta, begitu meriah, Kamis (15/12) malam lalu. Lebih dari 700 orang berkumpul. Dengan penuh antusias dan gembira, mereka dengan penuh semangat mengikuti acara hingga tuntas. </p><p>Sorak-sorai dan tarian malam itu adalah acara pembuka untuk membangkitkan semangat orang-orang tersebut. Dan, memang betul. Meski mulanya tampak letih selepas bekerja seharian, mereka menjadi kembali bersemangat.</p> <p>Begitulah cara Freedom Faithnet Global (FFG) memulai kegiatannya. Acara malam itu yang juga dihadiri anggota komunitas ini dari sejumlah negara, merupakan pertemuan rutin bagi anggota yang digelar tiap Kamis malam. Tak cuma di Jakarta, acara yang disebut Welty Cell ini juga diadakan serentak di kota-kota lain di seluruh Indonesia. Termasuk di beberapa kota di luar negeri.</p> <p>Welty Cell adalah salah satu kegiatan rutin FFG. Dalam acara ini, mereka tak sekadar berkumpul. Lebih dari itu, acara tersebut merupakan ajang berbagai pengalaman hidup, sekaligus menjadi kesempatan bagi anggota komunitas untuk belajar berbagai hal, mulai dari motivasi diri, kepemimpinan, hingga kewirausahaan.</p> <p>Pengembangan kualitas manusia memang menjadi tujuan utama FFG. Komunitas ini didirikan oleh Onggy Hianata, W.S. Yong, dan Mystere Teh. Dua nama terakhir merupakan motivator asal Malaysia.</p> <p>Menurut Onggy, manusia merupakan aset paling berharga, baik bagi perusahaan, lingkungan, maupun negara. Jika setiap orang bisa meningkatkan kualitas hidupnya, lingkungan di sekitarnya turut memiliki kualitas yang tinggi. Pekerjaan untuk membangun manusia berkualitas bukanlah hal mudah. Karena itulah, ia terinspirasi membangun FFG.</p> <p>Komunitas ini pun menjadi semacam sekolah informal bagi para anggota. Berbeda dengan sekolah formal yang lebih menekankan pada intelegensi, Onggy bilang, sekolah informal ini lebih menekankan pada aspek kecerdasan emosional. “Orang dengan IQ tinggi tanpa kecerdasan emosional yang tinggi tentu akan gagal di masyarakat,” ujar Onggy.</p> <p>Onggy mulai merintis komunitas ini sejak sepuluh tahun lalu. Waktu itu, namanya cuma Faithnet. Namun, sejak pertengahan 2009, ia merangkul Freedom International untuk bergabung. Mulai saat itu, nama komunitas itupun menjadi Freedom Faithnet Global.</p> <p>Perkembangan komunitas ini bisa dibilang luar biasa. Kini, anggota yang terdaftar di FFG mencapai lebih dari 100.000 orang. Memang, anggota yang aktif paling-paling hanya sekitar 5.000 hingga 10.000 orang. Tetapi, jumlah sebanyak itu tentu cukup mengesankan.</p> <p>Tak cuma itu, komunitas ini telah melebarkan sayap hingga ke 50 negara di lima benua. Dari Asia, sebut saja, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Hong Kong, Arab Saudi, dan Iran. Dari benua Afrika, ada Kamerun, Afrika Selatan, Pantai Gading, Ghana, serta Kongo.</p> <p>Anggota yang berasal dari Eropa juga tak sedikit. Mereka berasal dari Jerman, Inggris, Belanda, dan Austria. Lalu, ada juga anggota dari Australia dan Brasil di benua Amerika. “Jumlah anggota di seluruh dunia lebih dari satu juta orang,” klaim Yulianny, aktivis FFG.</p> <p>Anggota dari luar negeri pun tak sekadar mengikuti kegiatan di negara mereka masing-masing. Mereka juga antusias datang ke Indonesia untuk mengikuti acara FFG yang bertajuk <em>Life Changing Bootcamp</em>.</p> <p><strong>Inisiasi anggota</strong></p> <p><em>Bootcamp</em> termasuk kegiatan inti FFG. Acara ini menjadi semacam inisiasi bagi mereka yang mau masuk menjadi anggota komunitas. Kegiatan yang sudah dimulai sejak sekitar delapan tahun lalu ini rutin digelar setiap dua bulan sekali di kawasan Puncak, Bogor.</p> <p>Tema acara <em>bootcamp</em> adalah Value Your Life. Pemilihan tema ini tentu bukan tanpa alasan. Onggy menjelaskan, setiap orang pada dasarnya mencintai kedamaian dan peduli kepada orang lain. Cuma, karena berbagai kepentingan baik bisnis maupun politik, sikap dasar tersebut seringkali hilang.</p> <p>Dengan <em>Life Changing Bootcamp</em>, Onggy menuturkan, orang diajak untuk berubah dan kembali peduli terhadap sesama. Dengan metode simulasi selama tiga hari, peserta digiring untuk membongkar berbagai kepentingan yang selama ini menjadi beban hidupnya. “Mengubah cara pandang terhadap hidup menjadi individu yang tangguh,” tuturnya.</p> <p>Yulianny mengisahkan, banyak anggota yang mengikuti kegiatan <em>bootcamp</em> benar-benar mengalami berbagai perubahan hidup. Kebiasaan-kebiasaan buruk pun menghilang selepas acara tersebut. “Seperti merokok, minum-minuman keras, ataupun trauma-trauma tertentu hilang,” ungkap dia.</p> <p>Yulianny menganalogikan <em>bootcamp</em> seperti sebuah komputer yang direset ulang. Anggota komunitas yang mengikuti kegiatan ini akhirnya bisa menemukan potensi mereka yang sebenarnya. Bandar dan pecandu narkoba pun berhenti memakai barang haram itu setelah mengikuti <em>bootcamp</em>.</p> <p>Memang, Onggy mengakui, tak semua orang merasakan manfaat yang sama. Ada juga yang tak mengalami perubahan apa pun selepas mengikuti acara tersebut. Tergantung masing-masing peserta. Sebab, perubahan dan nilai positif bisa diperoleh jika datang dengan pikiran terbuka. “Namun, kegiatan ini bukan tempat mesin cuci otak,” tegas Onggy.</p> <p>Perubahan paska mengikuti bootcamp juga dirasakan Yamal Hasmanan. Presiden direktur sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti ini menjadi anggota FFG sejak pertengahan 2009 lalu. “Ibarat mobil, saya seperti melakukan <em>reengine</em> dan siap untuk melaju di sirkuit apa pun,” paparnya.</p> <p>Salah satu perubahan kecil yang dialami Yamal adalah lenyapnya kebiasaan merokok. Padahal, ia termasuk perokok aktif selama 25 tahun. Baik di mobil, di rumah, maupun di kantor, dia tak bisa meninggalkan kebiasaan tersebut.</p> <p>Setelah mengikuti <em>bootcamp</em> selama tiga hari, Yamal merasa harus berubah. Dan, perubahan paling mudah yang bisa dilakukannya adalah berhenti merokok. Padahal, sebelumnya, berhenti merokok ia anggap sebagai hal yang paling sulit untuk dilakukan.</p> <p>Tentu saja, perubahan hidup Yamal tak cuma soal rokok. Dia mengaku, banyak hal positif yang diperolehnya. Menjadi lebih sabar, misalnya. Padahal sebelumnya, Yamal termasuk orang yang arogan dan tak sabaran. Ia pun merasa makin mesra dengan keluarganya.</p> <p>Sebagai orang nomor satu di perusahaannya, Yamal juga sebelumnya harus menjaga jarak dan citra di depan para karyawannya. Kini, ia selalu tersenyum dan menyapa semua karyawan, dari satpam hingga <em>office boy</em>. “Karyawan saya sekarang menjuluki saya <em>funky director</em>,” katanya bangga.</p> <p>Bagi anggota FFG, perubahan ke arah yang lebih baik tidak hanya dinikmati sendiri saja. Bagi komunitas ini, nilai-nilai positif yang mereka dapat harus disebarkan kepada sesama, baik di lingkungan keluarga, kerja, maupun sosial.</p> <p>Inilah yang dirasakan Sudarmono Djoko Nugroho yang menjadi anggota FFG sejak pertengahan 2008 lalu. Mulanya, hanya istrinya, Ary Hellya, yang ikut FFG. Ia sendiri tak tertarik dengan kegiatan sang istri. “Saya juga semula tidak mendukung kegiatan tersebut karena kesannya cuma menghabiskan waktu,” ungkapnya.</p> <p><strong>Berbagi kasih</strong></p> <p>Namun, suatu ketika, Sudarmono dipaksa untuk mengikuti sebuah kegiatan FFG yang dikenal dengan nama D&A Nite. Acara ini merupakan seminar yang diadakan tiap tiga bulan sekali. Tak jauh dengan Welty Cell, kegiatan ini juga berisi mengenai pengembangan diri, kepemimpinan, komunikasi, dan kewirausahaan.</p> <p>Nah, saat mengikuti acara tersebut, Sudarmono mendengarkan testimoni dari salah seorang anggota. Kisah yang memilukan itu ternyata mampu menyentuh kebekuan hati Sudarmono selama ini. Tanpa sadar, ia pun menangis.</p> <p>Padahal, lama sudah Sudarmono tak bisa menangis. Bahkan, saat anaknya meninggal dunia sekali pun, dia tak menitikkan air mata. Kematian, bagi Sudarmono, adalah sebuah takdir yang tak perlu ditangisi. “Namun, malam itu, saya menangis dan merasa hidup saya ternyata masih begitu beruntung,” aku Sudarmono.</p> <p>Peristiwa malam itu benar-benar mengubah pria yang menduduki jabatan <em>vice president business development</em> sebuah perusahaan kontraktor minyak dan gas asing ini. Sejak itu, Sudarmono bergiat di komunitas tersebut dan aktif mengajak teman-teman dan koleganya bergabung.</p> <p>Tak cuma sampai di situ. Sudarmono pun menularkan nilai-nilai positif yang ia peroleh kepada orang-orang di sekitarnya. Sebab itu, ruang kantornya selalu terbuka untuk siapa pun yang memiliki masalah. Ia juga menjadi semakin banyak membantu orang lain. “Bagi saya, kebahagiaan adalah jika kita bermanfaat buat lingkungannya,” ujar Sudarmono.</p> <p>Salah satu kegiatan nyata komunitas ini lainnya adalah FFG Berbagi Kasih yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Kegiatan ini serupa bakti sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, seperti panti asuhan maupun panti jompo. “Bukan cuma membantu materi, tapi juga mengajak mereka ngobrol,” imbuh Onggy.</p> <p>Raoul Rubben, salah satu anggota FFG asal Kamerun, mengakui manfaat besar yang ia peroleh dari komunitas ini. FFG sudah memberikan banyak perubahan yang berarti bagi diri dan hidupnya. Karena itu, “Saya berharap sekali, bendera FFG bisa berkibar di seluruh Afrika,” ujar pria yang berprofesi sebagai dokter ini.</p><p><br /></p><p>Ingin bergabung di Club Ini : Hub o81703742054<br /></p> </div> <strong></strong> </div> <span class="post-author vcard"> </span>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-48383363123755965842011-02-24T21:47:00.000-08:002011-02-24T22:03:27.083-08:00<a href="http://www.blogger.com/www.teguhhandoko.com/id=suhartono0467"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5577503266559694546" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 162px; CURSOR: hand; HEIGHT: 200px" alt="" src="http://4.bp.blogspot.com/-AyvO05woA-Y/TWdFq4jfFtI/AAAAAAAAAKY/Ut7wm3jBD2w/s200/koi6.jpg" border="0" /></a><br /><div><a href="http://teguhhandoko.com/?id=Suharton0467"><span style="color:#cc0000;">BelAjar BaHaSa InggRis GRATIS ... YUK</span></a></div><br /><div></div><br /><div></div><br /><div align="justify">Ketika Anda berbicara dalam bahasa asli Anda, Anda tidak perlu berpikir tentang tata bahasa atau kata-kata yang Anda gunakan. Tampaknya kalimat yang benar hanya datang kepada Anda. Otak Anda menggunakan kalimat-kalimat Anda sudah melihat atau mendengar. Jika Anda ingin belajar berbicara bahasa Inggris dengan lancar, Anda harus belajar cara Anda mempelajari bahasa asli anda, dengan membaca dan mendengarkan.<br />Membaca dan mendengarkan bahasa Inggris akan membantu Anda mengembangkan intuisi bahasa Inggris. Belajar bahasa Inggris adalah semua tentang meletakkan banyak kalimat-kalimat yang tepat di kepala Anda. Otak Anda kemudian dapat meniru mereka dan menghasilkan kalimat-kalimat bahasa Inggris yang sama untuk mengungkapkan makna yang Anda inginkan. Ketika Anda membaca dan mendengarkan bahasa Inggris banyak, cermat berguna kosakata bahasa Inggris, Anda akan segera mulai menggunakan bahasa Inggris baru kata-kata dan frasa dalam berbicara dan menulis. Bukan hanya itu, tetapi Anda akan mengembangkan intuisi bahasa Inggris. Anda akan mulai merasakan apa suara suara yang baik dan apa yang salah dalam bahasa Inggris, seperti yang Anda lakukan dalam bahasa asli Anda.<br />Untuk mendapatkan perasaan yang baik untuk penggunaan artikel dalam bahasa Inggris yang Anda butuhkan untuk membaca banyak kalimat dan menganalisis mereka dengan ketat. Sepertinya akan lebih mudah untuk membaca sebuah unit pada artikel bahasa Inggris dalam sebuah buku tata bahasa, namun dibutuhkan banyak waktu untuk membangun sebuah kalimat ketika Anda harus berpikir dari semua aturan tata bahasa bahasa Inggris. Ketika Anda berbicara dengan seseorang, Anda tidak punya waktu untuk melakukan itu. Input pendekatan berbasis mungkin tampak lebih menuntut, tapi ini satu-satunya cara untuk mencapai kefasihan.<br />Jika Anda pernah menghadiri kelas bahasa Inggris, Anda mungkin diminta untuk membaca teks dan kemudian menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan itu. Kebanyakan guru mendorong siswa untuk membaca sangat cepat, hanya untuk mendapatkan poin utama dari teks bahasa Inggris. Anda mungkin berpikir bahwa cara ini Anda akan meningkatkan bahasa Inggris Anda, tapi sebaliknya. Membaca sedemikian rupa ini tidak terlalu berguna, tetapi bahkan dapat memperlambat kemajuan Anda!<br />Ketika Anda membaca dalam bahasa asli Anda, Anda membaca untuk konten. Otak Anda berfokus pada kata-kata kunci yang menyampaikan makna teks. Dengan cara ini Anda dapat membaca lebih cepat. Tetapi ini adalah hal yang salah yang harus dilakukan ketika membaca dalam bahasa Inggris. Anda ingin berkonsentrasi pada tata bahasa, juga. Anda harus menganalisis kalimat dengan cermat. Ketika membaca konten dalam bahasa Inggris, cobalah untuk memperhatikan hal-hal menarik dalam setiap kalimat yang Anda baca. Ini bisa jadi berguna frase atau ungkapan bahwa Anda bisa saja menulis salah. Dengan cara ini Anda dapat belajar bagaimana menggunakan bahasa Inggris lebih tepat, lebih cepat.</div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-40797395432136655002011-02-18T21:33:00.000-08:002011-02-18T22:37:41.947-08:00HARGA OBAT NAIK ???<a href="http://2.bp.blogspot.com/-Vu4Kp4kqsbE/TV9kf4N1e6I/AAAAAAAAAKQ/GbwrQEpg85Y/s1600/lamictal.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5575285362537102242" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 131px" alt="" src="http://2.bp.blogspot.com/-Vu4Kp4kqsbE/TV9kf4N1e6I/AAAAAAAAAKQ/GbwrQEpg85Y/s200/lamictal.jpg" border="0" /></a><strong><br /></strong><strong></strong><div align="justify">Obat, baik generik maupun paten, hampir setiap tahun harganya naik, bisanya karena faktor inflasi dan biaya produksi. Terakhir, kenaikan terjadi januari sebulan lalu, ketika pemerintah menaikkan harga obat hingga 10%. Beberapa obat yang mengandung parasetamol kenaikan bahkan mencapai 43%.<br /></div><div align="justify">Obat, adalah produk industri yang berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai pemakai masyarakat terkadang tidak tahu apa alasan kenaikan harga obat, yang masyakat tahu pada saat dia sakit dan membutuhkan obat mereka merasa tidak mampu atau tidak bisa menebus resep atau obat<br /></div><div align="justify">Permasalahan klasik ini sebenarnya terjadi berulang-ulang. Masyarakat sebenarnya tidak perlu khawatir, kenaikan harga obat adalah hal yang biasa. Yang tidak biasa apabila mayarakat tidak biasa menemui apotekernya yang ada diapotek. Karena sebenarnya banyak manfaatnya berkonsultasi dengan apoteker mulai mendapatkan alternative pengobatan yang terbaik juga mendapatkan alternative biaya yang terjangkau.<br /></div><div align="justify">Sebagai contoh apabila masyarakat sakit batuk pilek disertai panas tinggi apabila masyarakat menebus resep obat bisa jadi akan mengeluarkan kocek puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Demikian halnya bila menderita tekanan darah tinggi, diabetes dsb yang memaksa Pasien untuk mengkonsumsi obat terus menerus.<br /></div><div align="justify">Namun kalau masyarakat bisa memanfaatkan konsultasi dengan Apoteker Masyarakat akan mendapat penjelasan yang terbaik dari apoteker pada saat menebus resep atau mendapatkan obat . Apoteker nanti akan menerangkan panjang lebar dan memberikan alternatif obat dengan khasiat yang sama bahkan harga nya bisa lebih murah dan terjangkau. ok </div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-35224520425066564102011-02-14T19:36:00.000-08:002011-02-14T19:57:12.036-08:00<a href="http://2.bp.blogspot.com/--JWdLTNjNF8/TVn483bj7tI/AAAAAAAAAKI/h5Z3ktXeHSQ/s1600/DSC00131.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5573759738403090130" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://2.bp.blogspot.com/--JWdLTNjNF8/TVn483bj7tI/AAAAAAAAAKI/h5Z3ktXeHSQ/s320/DSC00131.JPG" border="0" /></a><br /><div><span style="color:#ff0000;">COMMITMENTS Caring Pharmacists INDONESIA (IAI) on the flood victims in the village Patalan <span style="color:#000099;">"</span>Donate Sembako and Drugs Worth USD. 25 Million </span>" <span style="color:#000099;">(Jawapos - Radar Bromo January 17, 2011) </span></div><br /><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><div>PROBOLINGGO - The suffering of flood victims in the Village District Patalan Wonomerto, Probolinggo, Indonesia arouse concern Branch Probolinggo Pharmacists Association to hold free medical action and distribution of basic necessities in one of the villages directly affected. Took IBI (Indonesian Midwives Association), management & (unity of the Indonesian National Nurses), Pharmacy Owner throughout the city and Probolinggo, IAI contribution worth more than Rp. 25 Million. IAI Chairman branch Probolinggo Drs.Suhartono, Apt reveals, "The number of residents whose homes were swept away Hamlet Dawuan floods hit quite a lot. Not only houses, agricultural products, motors and their livestock water also swept away. Because of this we had a free treatment at this location . Powered by dr. Indro Muljono head of Puskesmas Wonomerto we provide free medicines and massage also physiotherapy for residents in need. Number of Head Families who received food packages to 74 families dai IAI. In addition to their food packages they also get blankets, vitamins, antiseptics and medicines free of charge. Pharmaceutical Professional Organizations formerly ISFI (Indonesian Pharmaceutical Association) also obtained a shipment of IAI, IAI Regional Management Centre and Jogjakarta. Friends all over Indonesia also sent aid of drugs because it is when people's needs are met dawuan remainder of this drug is still a lot we submit to Probolinggo district health office to be distributed to victims of Bromo volcano eruption, "said Suhartono. (Qie / adv) </div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-38355485951363773542009-10-14T15:03:00.000-07:002009-10-14T15:08:22.888-07:00Pernyataan Mantan Ketua ISFI AHADITOMO<a href="http://4.bp.blogspot.com/_9PwewWkpi-0/StZLmv5R0HI/AAAAAAAAAIQ/D6TH0_AdCP0/s1600-h/Foto035.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5392580732886569074" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://4.bp.blogspot.com/_9PwewWkpi-0/StZLmv5R0HI/AAAAAAAAAIQ/D6TH0_AdCP0/s400/Foto035.jpg" border="0" /></a><br /><div></div><br /><div></div><br /><div></div><br /><div>Inilah kutipan pernyataanya :</div><br /><div>Selain PP 51/09 masih ada yang lebih penting yaitu UU Kesehatan yang baru, pengganti UU 23/92 yang lalu.<br />Pasal 108 dari UU ini mentakan bahwa pekerjaan farmasi harus dibaca sebagai "praktik Kefarmasian"yaitu terminologi baru yang belum pernah dikenal sebelumnya.<br />Konsep praktik Kefarmasian ini menyangkut kewennagan individu dalam menyelenggarakan pekerjaan keahliannya/profesinya.<br />Dengan demikian berkenaan dengan pekerjaan di apotek, apoteker berpraktik profesi apoteker.Dia berkuasa penuh atas keputusan profesinya seperti dokter.Hanya saja pekerjaannya harus dilakukan berdasarkan SOP Profesi yang dibuat oleh kelompok profesinya.<br />PP 51/09 merupakan pengetrapan dari UU kesehatan yang baru sebab keduanyta terkait.Pelanggaran UU bersifat pidana dan bila melakukan kesalahan profesi,yang bisa dituntut secara hukum.( pasal 58 UU)<br />Demikian pandangan saya.</div><br /><div></div><br /><div>Jakarta, 9 Oktober 2009</div><br /><div></div><br /><div></div><br /><div>AHADITOMO</div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-64467574842078287022009-07-16T12:42:00.000-07:002009-07-16T12:45:14.376-07:00DISKUSI SEPUTAR FARMASI KOMUNITAS & KLINIK<div align="justify">DISKUSI SEPUTAR FARMASI KOMUNITAS & KLINIK<br /><br />Asetosal dosis rendah kenapa berbeda pelabelannya : satu obat Keras, satu Obat Bebas ?<br /><br />Mungkin pertanyaan ini sering kita temui di apotek tempat kita praktek.<br />Apalagi saat kita membimbing Mahasiswa PKP / Apoteker Magang<br />atau menjelaskan langsung kepada pasien.<br /><br />Kedua obat ini sama-sama mempunyai kandungan bahan aktif asam asetil salisilat 80 mg<br /><br /><span style="color:#3366ff;">ASPILET<br /></span>Ditujukan menurunkan panas/demam pada anak-anak<br />Dosis ½ - 2 Tablet 3x sehati tergantung umur dan berat badan.<br />Mekanisme yang diharapkan : bekerja dengan mempengaruhi pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat menurunkan demam dan penghambat pembentukan prostaglandin sehingga dapat meringankan rasa sakit.<br />sifat terapinya jangka pendek (2-5 hari), absorbsi cepat (lewat lambung).<br />Apakah sediaan ini bisa menyebabkan perdarahan?<br />Jawabannya bisa. Apalagi bila dikonsumsi jangka panjang.<br />Untuk itu di kontraindikasikan terhadap Penderita tukak lambung (maag), haemofilia dan trompositopenia karena dapat meningkatkan terjadinya resiko perdarahan.<br /><br /><span style="color:#3366ff;">THROMBO ASPILET</span><br />Di tujukan untuk pasien miokard akut atau paska stroke.<br />Umumnya 1 tablet setiap hari namun terkadang bisa 2 tablet setiap hari.<br />Pemakaiaannya jangka panjang dan bisa bertahun-tahun, untuk itu bentuk sediaan dibuat Salut Enteric yang diharapkan pecah di usus bukan lambung. Sehingga resiko perdarahan lambung dapat di cegah.<br /><br />Mekanisme yang diharapkan adalah terjadinya penghambatan terbentuknya tromboksan A2, suatu senyawa yang berfungsi sebagai vaso konstriktor yang menyebabkan penimbunan platelet dan kemungkinan besar menyebabkan pembekuan darah. Dalam dinding-dinding pembuluh darah penghambatan enzim tersebut mencegah pembentukan prostasiklin yang berfungsi sebagai vasodilator dan mempunyai anti agregasi yang berpotensi sebagai anti trombosis<br /><br />Pada pasien Miocard Akut atau pasca stroke pun obat ini juga tetap di kontra indikasi kan bila penderita mengalami riwayat tukak lambung (maag), haemofilia dan trompositopenia karena dapat meningkatkan terjadinya resiko perdarahan dan penderita yang sedang diterapi dengan anti koagulan.<br /><br /><span style="color:#ff0000;">Lalu kenapa satu obat bebas satunya obat keras ?<br /></span>Karena dalam satu bahan aktif bisa ditujukan dengan tujuan berbeda :<br />Penurun panas & Anti thrombosis/Anti Platelet.<br />Dan ini diproduksi dengan maksud dan tujuan yang berbeda sehingga muncul dua bentuk sediaan dan dua pelabelan.<br /><br /><br />Atau ada alasan lain ? </div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-13064778462894811482009-07-01T04:46:00.000-07:002009-07-01T04:55:49.555-07:00PERMENKES SERTIFIKASI NAKES PERLUKAH BAGI APOTEKER?<span style="color:#3333ff;"><strong><br /></strong></span><br /><span style="color:#ff0000;">MENINDAKLANJUTI RANCANGAN SERTIFIKASI NAKES<br /></span>yang dimuat dalam website isfi jawa timur <a href="http://www.isfijatim.org/">http://www.isfijatim.org/</a><br />(oleh Drs. Suhartono,Apoteker)<br /><br />Mari kita cermati produk hukum di Indonesia :<br />Di Indonesia Undang-undang yang mengatur tentang praktek dokter dan drg sudah ada yaitu UU kedokteran. Dengan adanya produk hukum UU kedokteran maka segala hal yang berkaitan dengan praktek dokter & dokter gigi termasuk registrasi, sertifikasi dan lisensinya jelas semua ada aturannya<br /><br />Sedangkan produk hukum yang mengatur tentang praktek apoteker belum ada ..<br />Disini peran pemerintah Cq Menteri kesehatan bersama organisasi profesi apoteker seharusnya melakukan langkah langkah kongkrit menindak lanjuti hal ini.<br />Sehingga hal yang berkaitan dengan praktek apoteker termasuk registrasi, sertifikasi dan lisensinya belum jelas aturannya<br /><br />Sepanjang tidak terkait dengan Produk hukum yang lebih tinggi (UU) Aturan Menteri tidak akan berarti.<br />Ada sebagian kalangan yang berpikir sempit dan melakukan jalan pintas dengan memasukkan apoteker kedalam Rancangan Permenkes tentang serifikasi nakes yang sebenarnya diperuntukkan bagi tenaga terampil bidang kesehatan Mulai setingkat SMA s/d D3 (mari kita lihat lampirannya)<br /><br />Lampiran I<br />Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... tentang Sertifikasi, Registrasi, dan Lisensi Kesehatan<br /><br /><br />Jenis Tenaga Kesehatan<br /><br />Tenaga kesehatan terdiri dari:<br />1. Perawat;<br />2. Bidan;<br /><span style="color:#ff0000;">3. Apoteker;</span><br />4. Analis Farmasi;<br />5. Asisten Apoteker;<br />6. Epidemiologi Kesehatan;<br />7. Entomolog Kesehatan;<br />8. Mikrobiolog Kesehatan;<br />9. Penyuluh Kesehatan;<br />10. Administrator Kesehatan;<br />11. Sanitarian;<br />12. Nutrisionis;<br />13. Dietisiens;<br />14. Fisioterapis;<br />15. Okupasi Terapis;<br />16. Terapis Wicara;<br />17. Radiografer;<br />18. Teknisi Gigi;<br />19. Teknisi Elektromedis;<br />20. Analis Kesehatan;<br />21. Refraksionis Optisien;<br />22. Ortotik Prostetik;<br />23. Teknisi Transfusi;<br />24. Perekam Medis;<br />25. Akupuntur;<br />26. Teknik Cardiovaskuler;<br />27. Fisikawan Medis;<br />28. Perawat Gigi;<br /><br /><br />Ide Ini harus kita cermati ...<br />Saya tidak tahu siapa yang punya ide dengan melakukan jalan pintas seperti ini ...<br />Yang jelas draftnya ada<br />Dan ini akan berdampak sangat berbahaya bila nantinya betul-betul direalisasikan ...<br /><br /><span style="color:#3333ff;">Ada beberapa hal fundamental yang harus kita pikirkan lebih serius<br /></span>1. Nama organisasi profesi :<br />diera kompetensi berbasis profesi seharusnya ISFI yang notabene anggotanya adalah Apoteker lebih berpikir bijak untuk mengikatkan diri dalam organisasi profesi apoteker bukan organisasi kesarjanaan seperti sekarang ini (Sarjana Farmasi)<br />Organisasi Profesi apoteker harus segera di bentuk dan diikrarkan apakah ISFI kembali merubah namanya menjadi Ikatan Apoteker Indonesia dalam konggres ISFI Des 2009 nanti atau tetap ada ISFI kemudian dibentuk organisasi apoteker baru (ini tergantung hasil Konggres nanti).<br /><br />2. Praktek profesi harus lebih ditingkatkan frekuensinya<br />Bagi sejawat apoteker mari kita tunjukkan profesionalisme apoteker kita. Khususnya bagi yang melakukan praktek kefarmasian di apotek maupun rumah sakit mari kita tunjukkan kemampuan dan kompetensi kita agar dapat berdampak langsung dan dapat dinikmati masyarakat.<br /><br />3. Magang bagi apoteker baru yang akan melakukan praktek kefarmasian di Apotek harus lebih diintensifkan.<br />Pengalaman saya dalam membimbing apoteker yang baru lulus dan magang di apotek. Banyak hal positif yang didapat oleh apoteker lulusan baru saat melakukan magang baik segi ketrampilan melakukan tindakan teknis kefarmasian kemampuan dalam melakukan KIE dan pharmaceutical care di apotek.<br /><br />Dan sangat disayangkan apabila kemampuan dan keahlian seorang apoteker diperlakukan dan dikelompokkan dalam tenaga terampil setingkat D3 oleh orang – orang yang tidak mengerti atau orang-orang yang mengecilkan arti profesi Apoteker.SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-52568221806704460132009-06-25T08:16:00.000-07:002009-07-04T05:02:56.805-07:00SELAMAT & SUKSES<a href="http://2.bp.blogspot.com/_9PwewWkpi-0/Sk9E56cdeUI/AAAAAAAAAII/2KmpGiBdriY/s1600-h/DSC00441.JPG"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354574243698669890" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="http://2.bp.blogspot.com/_9PwewWkpi-0/Sk9E56cdeUI/AAAAAAAAAII/2KmpGiBdriY/s320/DSC00441.JPG" border="0" /></a><br /><div align="center"><span style="color:#ff0000;">ATAS DILAUNCHINGNYA WEBSITE ISFI JATIM</span><br />Pada Taggal 27 Juni 2009<br /><span style="color:#ff0000;">"MAJU TERUS APOTEKER JAYALAH PROFESIKU"</span></div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-43745611247868349952009-05-05T18:57:00.000-07:002009-05-05T18:59:39.211-07:00RANGKAP JABATAN<div align="justify"><br /><br /><br />Dua bulan yang lalu (sekitar bulan maret) ada pemeriksaan rutin Balai POM di wilayah Probolinggo sebagaimana biasa pemeriksaan di apotek tidak mendapatkan temuan yang berarti namun tiba pada pemeriksaan di Rumah Sakit Swasta ada temuan tentang Apoteker penanggung jawab instalasi farmasi di RS Swasta tersebut merangkap jabatan dengan menjadi penanggung jawab apotek di tempat lain. Balai POM Memberi saran agar Apoteker tersebut tidak merangkap jabatan dengan memilih salah satu menjadi pengelola apotek atau menjadi penanggung jawab di Instalasi farmasi RS Swasta tersebut.<br />Hal ini menjadi sangat menarik untuk dibahas disaat kita ingin menciptakan pelayanan farmasi yang paripurna dengan menegakkan profesionalisme ditengah isu yang berkembang seperti TATAP, Uji Kompetensi dll. <br />Kasus seperti diatas sepertinya sudah wajar dan umum terjadi di masyarakat kita, dahulu hal tersebut malah jarang kita temui seorang pegawai negeri yang tidak merangkap jabatan dengan menjadi APA apotek swasta. Dan sepertinya sudah kebanggaan bila kita menjalaninya dengan pekerjaan ganda tersebut.<br />Namun sekarang masihkah kita lanjutkan budaya tersebut ? ditengah menjamurnya lulusan apoteker yang belum mendapatkan tempat praktek profesi / pekerjaan yang layak ? Istilah praktek profesi dan pekerjaan sepertinya dua hal yang perlu diperdebatkan, namun kedua-duanya sama membutuhkan waktu dan tenaga untuk menjalankannya.<br />Seorang apoteker yang berpraktek profesi diapotek mereka minimal menyediakan waktu luangnya untuk berada diapotek selama jam buka apotek / shift apotek (6-8 Jam) . Demikian halnya seorang apoteker yang bekerja di pemerintahan, Perguruan Tinggi, BPOM, RS, Militer dll mereka mencurahkan waktu, tenaga pikiran dan profesinya di institusi tersebut. <br />Secara fisik seorang yang sudah bekerja ditempat lain kemudian sore harinya bekerja lagi di tempat lain lagi mustahil dilakukan bila yang bersangkutan memang benar-benar bekerja/melaksanakan pekerjaan tersebut. Perangkapan pekerjaan/profesi dengan bekerja / menjadi penangung jawab di dua tempat akan berakibat salah satu tempat yang dikalahkan / jarang dikunjungi. Hal ini sudah umum dan banyak terjadi.<br /> Organisasi profesi apoteker (ISFI) yang memiliki kewenangan membina anggotanya tentunya sudah saatnya melakukan pembenahan-pembenahan internal baik dijajaran pengurus dan anggotanya untuk mengevaluasi hal ini agar out put pelayanan kefarmasian dapat lebih dipertanggung jawabkan. <br /> Ada hal yang tidak populer yang patut kita pertimbangkan yaitu dengan tidak memberikan rekomendasi atau menyadarkan kepada apoteker yang akan melakukan praktek profesi / pekerjaan rangkap tersebut agar memilih salah satu... Terima kasih . Ada masukan ?<br /> </div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-45340230458224769792009-03-19T19:26:00.000-07:002009-03-19T19:27:22.188-07:00DEXTROMETHORPHANSeperti kita ketahui banyak penyalahgunaan pemakaian obat bebas terbatas golongan penekan batuk ini dikalangan anak-anak remaja….<br /><br />Mungkin di apotek teman sejawat pernah/sering didatangi seorang mengaku pasien membeli obat Dextromethorpan tab …<br /><br />Bagaimana kita menyikapinya sebagai apoteker/tenaga kesehatan?<br /><br />Apa yang perlu kita informasikan kepada pasien tersebut ?<br /><br />Apa konsekuensinya terhadap hukum di Negara kita ?<br /><br />Ada yang punya pengalaman atau dapat member I saran ???SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-27246307451994351422009-01-28T09:21:00.000-08:002009-01-28T09:33:46.691-08:00<div align="justify"><span style="color:#3333ff;"><strong>MARI KITA CIPTAKAN TATAP SEBAGAI PROSES BERBUDAYA</strong> … </span></div><div align="justify"><br />Disaat kita membicarakan Tatap bagi kebanyakan Apoteker praktisi perapotikan mereka tentunya akan menyikapi dengan positif …<br />Namun bagi sebagian penonton yang mungkin teman sejawat kita mereka akan berat hati menerima perubahan ini atau<br />Atau bagi pemain yang bukan dalam kapasitas sebagai pemain di bidang kefarmasian mereka akan cenderung menolak adanya TATAP …</div><div align="justify"><br />TATAP adalah suatu Bola salju yang terus bergulir sementara pihak yang TIDAK setuju TATAP akan selalu menghalang-halangi nya …. Ini wajar …<br /></div><div align="justify">Bagaimana sikap kita … Maju terus pantang Mundur … ok<br /></div><div align="justify"></div><div align="justify">Siapa yang menang ?<br />Yang menang adalah …. pemain dan bukan penonton … </div><div align="justify"><br /></div><div align="justify">Pemain pro TATAP adalah sekelompok kecil apoteker yang berjuang demi eksistensi profesinya … terkadang mereka sedikit bicara tetapi banyak kerja, namun ada juga yang banyak ide tetapi juga banyak kerja …<br />Kalau saya amati dalam kurun 5 tahun terakhir kelompok ini cukup kompak, solid dan konsisten, mereka melangkah berkelompok, atau sendiri–sendiri … tapi mereka tetap membawa nama baik profesi. </div><div align="justify"><br />Semenjak berdirinya Hisfarma kelompok ini mulai Nampak lebih terorganisir dan dapat dijadikan andalan ISFI sebagai front terdepan dalam pelayanan kefarmasian di komunitas … </div><div align="justify"><br /> </div><div align="justify"><strong>Salah satu Perkembangan yang sangat menggembirakan </strong></div><div align="justify"><br />Kira-kira kurang lebih 5 tahun yang lalu TATAP belum populer dimata apoteker bahkan mungkin tidak dikenal, namun semenjak tahun 2005 disaat konggres Nasional ISFI DI Bali TATAP atau dikenal dengan istilah No Pharmacist No Service mulai di cetuskan TATAP mulai jadi pembahasan baik seminar maupun diskusi ilmiah. Ini tidak lepas dari masukan-masukan dari beberapa sejawat apoteker praktisi yang konsisten dalam mengangkat citra profesi apoteker .. dan langkah ini akan selalu terus bergulir<br /></div><div align="justify"><span style="color:#006600;">HISFARMA</span> Sendiri dalam kegiatan Temu Ilmiah & Organisasi Hisfarma Bulan Agustus 2008 mengangkat tema “<em>melalui gerakan TATAP kita tingkatkan citra professional Apoteker dimasyarakat”</em> dan terakhir Rakernas ISFI di Surabaya juga mengagendakan TATAP agar bisa dilaksanaannya tahun 2009<br /></div><div align="justify"></div><div align="justify"><strong><span style="color:#006600;"></span></strong> </div><div align="justify"><strong><span style="color:#006600;">Namun bagaimana Hasilnya …<br /></span></strong>Secara Moral dan “de fakto” proses sudah berjalan namun secara “de yure” masih diperlukan pendekatan dan perjuangan panjang dan serius… </div><div align="justify">lihat ulasan …<br /><em><span style="color:#ff0000;">Usulan dan perjuangan ISFI agar disahkan PP Kefarmasian kelihatannya masih mengalami jalan buntu lihat Adakah yang Tidak Berkehendak Dengan PP Pekerjaan Kefarmasian? </span></em><a href="http://www.aptekkita.com/">http://www.aptekkita.com/</a><br /></div><div align="justify">Bagaimana Sikap kita ..<br />Sebagai seorang pejuang kita tidak boleh patah arang ...<br />Sebagai Apoteker kalau kita sudah masuk dalam kancah dunia kefarmasian apalagi kalau kita sebagai pemain tidak perlu berkecil hati … </div><div align="justify">justru ini kita jadikan cambuk untuk maju ..<br /></div><div align="justify"><span style="color:#cc33cc;"></span></div><div align="justify"><span style="color:#cc33cc;"></span> </div><div align="justify"><span style="color:#cc33cc;">Dalam istilah pendudukan dan perang ada istilah pengakuan De fakto dan ada istilah pengakuan De yure<br /></div></span><div align="justify">Mari sama-sama kita berjuang kesana …proses pengakuan secara de yure tetap kita perjuangkan, sedang proses pengakuan secara de fakto juga terus kita tingkatkan jangan ditinggalkan (maaf bagi yang hanya suka sebagai penonton mari kita ikut sebagai pemain) agar masyarakat juga semakin tahu ooo ternyata pemainnya yang apoteker banyak juga … sehingga masyarakat langsung merima manfaatnya dan secara tidak langsung (effect domino) mereka akan mendukung proses de yure..</div><div align="justify"><br /><em><span style="color:#663333;">Saya teringat kurang lebih tahun 2004 semenjak saya mempunyai apotek sendiri setiap memberi rekomendasi saya selalu menekankan bahwa jangan sekali-kali meninggalkan profesi artinya bila memang berniat menjadi penanggung jawab apotek jangan setengah-setengah lebih baik total, bila tidak bisa sebaiknya tidak … dari pada menambah masalah … (namun tidak mudah untuk melakukan hal seperti ini diperlukan pendekatan khusus tentang masalah ini dan yang lebih utama kita harus memberi contoh dulu sebelum kita bicara ….) </span></em></div><div align="justify"><br />apa yang terjadi … secara perlahan dan memerlukan proses saat ini tahun 2009 sebagian besar teman sejawat kita ini kebanyakan lebih pintar dalam mengorganisasikan apoteknya mereka tahu betul apa yang dikerjakan, mereka bukan penonton tetapi mereka adalah pemain yang elegan dan patut diacungi jempol, bahkan karena saking agresifnya terkadang mereka menerapkan teknik hardball strategi … terkadang banyak ilmu yang saya pelajari dari mereka namun saya juga mengingatkan agar kita selalu tetap dalam koridor aturan main yang berlaku …<br />ada berita yang menarik lagi tentang teman sejawat kita, mereka adalah APA yang ikut bekerja pada PSA namun karena kecerdasannya dalam menjalankan roda perapotekan mereka digaji cukup tinggi, bahkan rumah dan mobil operasionalpun diberikan oleh PSA asalkan APA tersebut tidak meninggalkannya … usut punya usut ternyata teman sejawat kita ini pandai betul mengelola apotek yang jadi penanggung jawabnya sehingga teman-teman menyebut mereka adalah raja di daerah tersebut …</div><div align="justify"><br /><span style="color:#330099;">Dan yang menggembirakan kebanyakan teman sejawat kita yang sukses satu per satu mereka dapat mendirikan apoteknya sendiri mereka bukan lagi sebagai pemain bayaran tetapi mereka sudah sebagai pemain sekaligus manager … Bola salju ini ternyata juga terjadi di daerah lain di luar jatim seperti Jateng, Jabar dan Bali dll</span></div><div align="justify"><span style="color:#330099;"><br /></span><span style="color:#330033;"><strong>Mari kita apresiasi dan kita lanjutkan perjuangannya ….<br /></strong></span></div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-48570835586512950962009-01-23T16:17:00.000-08:002009-01-25T06:56:16.573-08:00BENARKAH PROFESI APOTEKER TIDAK TERGANTIKAN?<div align="justify">BENARKAH PROFESI APOTEKER <span style="color:#ff0000;">(TIDAK)</span> TERGANTIKAN/DIPERLUKAN ?</div><div align="justify"></div><div align="justify">Begitulah kira-kira argument dari pejabat isfi pada saat memberikan pencerahan kepada anggotanya dan pendapat sebagian orang tentang profesi Apoteker. Namun benarkah demikian halnya ?<br /><br /><span style="color:#cc0000;">Mari kita lihat potret kefarmasian (khususnya Farmasi komunitas) di Indonesia …<br /></span>DI Indonesia dalam pendirian Apotek dikenal istilah APA (apoteker pengelola Apotek) dan PSA(Pemilik Sarana Apotek) dan tenaga kerja yang direkomendasi oleh pemerintah (Apoteker,Asisten Apoteker, Juru resep dan tenaga administrasi). Konsep ini kelihatannya dianggap sudah baik dan sudah baku untuk pelayanan kefarmasian di masyarakat. Dari sini dapat kita lihat untuk melayani pasien di apotek tenaga yang terlibat adalah PSA,APA,AA, Juru Resep, tenaga administrasi.<br />Namun Apa yang terjadi ? Pada saat tidak ada APA maka yang terlibat adalah PSA,AA,Juru resep dan tenaga administrasi….Pada saat tidak ada tenaga APA dan AA maka dapat kita bayangkan bagaimana pelayanan kefarmasian di Apotek …..<br />Permasalahan seperti ini terkadang dimanfaatkan oleh PSA untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan mempekerjakan 1 APA non aktif, 1 AA dan banyak tenaga non kefarmasian (SMP,SMA) untuk membantu usaha apoteknya…. APAKAH INI TIDAK TERGANTIKAN/TIDAK DIPERLUKAN ...</div><div align="justify">Lalu bagaimana sikap pejabat pemerintahan di Dinas kesehatan & Pejabat ISFI dalam mengantisipasi hal seperti ini ….<br /><br /><span style="color:#cc0000;">Mari kita lihat potret kefarmasian di Negara tetangga Singapura…<br /></span>DI Singapura nama apotek dikenal dengan istilah Pharmacy … Petugas yang terlibat dalam pelayanan kefarmasian disana adalah Pharmacist dan tenaga teknis kefarmasian. Setiap Pharmacy buka di tunggu oleh 1 tenaga Pharmacist dan 1 tenaga teknis farmasi. Tidak ada PSA dan tenaga non farmasi yang terlibat dalam pelayanan kefarmasian …. Saat saya berkunjung ke singapura saya sempatkan berkomunikasi dan berkenalan dengan tenaga pharmacist disana, dalam hati saya sangat kagum dengan pelayanan kefarmasian di singapura yang begitu konsisten dilaksanakan oleh tenaga kefarmasian …<br /><br /><span style="color:#cc0000;">Mari kita lihat potret kefarmasian di Negara lainnya di Saudi ARABIA …<br /></span>Pada tanggal 27 November 2008 s/d 26 Desember 2008 saya kebetulan sedang menunaikan ibadah haji di mekah dan Madinah dan pada saat yang bersamaan saya sempatkan melihat pelayanan kefarmasian di sana …<br />Saudi Arabia adalah Negara dengan penduduk yang tidak begitu banyak, sehingga untuk tenaga kerja mereka banyak mendatangkan dari Negara tetanga di sekitarnya bahkan dari Indonesa (yang kita kenal dengan istilah TKI)<br /><br />Di mekah dan madinah secara umum kegiatan kefarmasian hampir sama dengan di Indonesia.<br />Kalau di Indonesia di sebut Apotek, disana disebut Pharmacy<br />Luas apotek/Pharmacy mulai 15m2 hingga lebih dari 100m2.<br />Jarak antar apotek/Pharmacy kurang lebih 50 s/d 100 m<br />Disana ada apotek milik perseorangan seperti Al nada Pharmacy dll<br />Namun ada pula milik pengusaha besar seperti Al Nahdi Pharmacy, United Pharmacy, Taher Pharmacy dll. </div><div align="justify"><br /><em><span style="color:#000099;">Hal yang menarik di sana adalah seluruh pelayanan kefarmasian di apotek/pharmacy dijaga oleh pharmacist, tidak ada tenaga selain apoteker/pharmacist diapotek/pharmacy (PSA,AA,Juru resep sekalipun) ... <span style="color:#ff0000;">seandainya hal seperti ini diterapkan di Indonesia mungkin disebut kebijakan yang super extrem</span> ... padahal tenaga pharmacist di saudi arabia relatif sedikit kebanyakan pendatang dari negara lain - jazirah arab (iran, yaman, oman, india dll) namun betapa besar perhatian pemerintah pada dunia farmasi di sana.<br /></span></em><br /><span style="color:#663333;">Di Mekah<br /></span>Di mekah kebetulan saya menginap di hotel As Sowfah jaraknya hanya 50 M dari Masjidil Haram dan di lantai dasar ada komplek pertokoan dan disana ada Al Nada Pharmacy, saat saya masuk saya dapati seorang warga india sendirian namanya Shake usia kurang lebih 30 th saya memperkenalkan diri bahwa saya adalah Pharmacist dari Indonesia, mereka sangat senang berkenalan dengan kami, dan kebetulan mereka adalah pharmacist yang dinas pagi sendirian. Disana ada dua pharmacist yang bertugas satu tugas shift pagi/siang, dan satu pharmacist jaga shift sore/Malam. (lihat gambar lelaki berbaju merah adalah pharmacist dari india)<br /><br /><span style="color:#663333;">Di Madinah<br /></span>Saat melaksanakan kegiatan Arbain di Masjid Nabawi Madinah selama 40 waktu sholat (8 hari) Saya juga berkesempatan berkenalan dengan pharmacist di madinah dan di komplek pertokoan banyak Pharmacy/Apotek, saat saya masuk saya dapati seorang tinggi besar memakai jas warna putih (perbedaannya dengan di mekah dimedinah semuanya lebih teratur bahkan pharmacistpun semuanya memakai jas putih saat bertugas di apotek/pharmacy), saya memperkenalkan diri bahwa saya dan istri saya adalah Pharmacist dari Indonesia, mereka sangat antusias dan senang berkenalan dengan kami, dan mereka bangga sebagai Pharmacist. Dan di dinding sebelah tempat kerjanya terpampang surat Penugasan yang ditempel didinding Pharmacy tersebut dan kebetulan mereka adalah owner dari apotek namanya Abdurahman beliau berasal dari negeri Oman kami sempat berbicara panjang lebar tentang pelayanan kefarmasian disana. Darihasil dialog tersebut Setiap Pharmacy/apotek semuanya dijaga oleh Pharmacist tidak ada tenaga lain selain apoteker/pharmacist pada saat jam buka pharmacy/apotek. Sewaktu saya tanya ada berapa Pharmacist di pharmacy tersebut? Beliau menjawab ada 5 Pharmacist yang bertugas di Pharmacy yang berukuran tidak seberapa lebar-kira-kira 4x5 m2 yang diatasnya ada gudang di atapnya dengan ukuran yang sama 4x5 m2. Pagi 1 Pharmacist, Siang 1 Pharmacist , malam jam 18.00-21.00 dijaga 3 Pharmacist semuanya pharmacist laki-laki.<br />Semua kegiatan kefarmasian baik pelayanan maupun kegiatan administrasi dilaksanakan oleh Pharmacist. Dan mereka memunyai wewenang penuh dalam memberikan obat kepada pasien di pharmacy tersebut. Saya singgung tentang clinical Pharmacist mereka mengiyakan dan melakukan semuanya itu.<br />Masih belum puas dengan tempat tersebut saya mencoba melihat Apotek terbesar disana Namanya Al Nahdi Pharmacy, al Nahdi Pharmacy termasuk jaringan apotek terbesar di Saudi Arabia ternyata semuanya sama dijaga oleh Pharmacist saat jam buka Apotek/Pharmacy bahkan terkadang dua atau tiga saat jam buka Pharmacy.<br /><br /></div><div align="justify"><span style="color:#003300;"><em>Dalam Hati saya berfikir di negeri Saudi Arabia ternyata pelayanan kefarmasiannya sangat bagus dan mereka bangga dengan semua ini, tidak perduli itu milik konglomerat/perorangan semuanya tetap dijaga Pharmacist saat jam buka pharmacy. Saya tidak membahas tentang Tatap dengan pharmacist disana tetapi saya sudah melihat sendiri bagaimana pelayanan kefarmasian di sana. </em></span></div><div align="justify"><br /><span style="color:#cc0000;">Dalam hati saya berkata memang benar PROFESI APOTEKER ADALAH PROFESI YANG TIDAK TERGANTIKAN tapi Cuma di arab Saudi banyak saya temui dan sedikit sekali di Negara lain termasuk di Indonesia<br />Dan untuk mewujudkan ini semua tentunya peran birokrasi pemerintah dan didukung peran organisasi profesi Apoteker sangat menentukan … karena semua itu system perundang-undangan dan hukum yang mengatur…<br /></span><br />Kalau sejawat kebetulan melaksanakan ibadah Haji/Umroh sempatkan melihat Pelayanan Pharmacy disana.<br /><br /><strong><em>Disaat kita bingung bicara TATAP ternyata dinegara lain sudah memulai dengan bijak…<br /></em></strong><br /><span style="color:#006600;"><em><strong>Dan dengan jumlah apoteker yang begitu banyak di Indonesia sekarang ini seharusnya kita bisa melaksanakannya. </strong></em></span></div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-9665128374247535762009-01-01T08:57:00.001-08:002009-01-25T06:52:36.766-08:00<span style="color:#cc0000;">BAGAIMANA IDEALNYA KONSEP TATAP ?<br /></span><br />Saya rasa Pengurus ISFI pusat sudah punya konsep bagaimana bentuk kongkret TATAP.<br />Jangan hanya dibuat wacana konsep harus sudah dibuat tinggal di dalam Rakernas di Surabaya di sahkan ...<br />Saya yakin Pejabat ISFI pasti tahu dan pasti sedikit banyak pernah melihat bagaimana pelayanan apotek/Pharmacy di negara lain seluruh dunia ...<br />tinggal bagaimana kita mengadopnya ...<br />Apakah kita menganut konsep saat apotek buka ada apoteker ? berarti satu apotek minimal harus ada 2 - 3 Apoteker ...<br />Atau kita menganut beberapa negara yang lebih extrem lagi semua pekerja di apotek adalah apoteker... dan seluruh kegiatan pelayanan apotek baik administrasi dan pelayanan dikerjakan sendiri oleh apoteker. Dan mereka mempunyai wewenang penuh memberikan obat tidak harus dengan resep dokter bahkan untuk obat keras sejenis OKT pun.<br />apakah narkotik juga harus dengan resep dokter ? mungkin pertanyaan anda seperti itu ...<br /><br />Berarti di apotek minimal harus ada 2 apoteker (untuk apotek kecil) bahkan bisa 6 apoteker bahkan lebih untuk apotek yang ramai dan cukup besar ...<br />mana yang perlu diperdebatkan ?<br /><br />Banyak kasus di Indonesia keberadaan apoteker dipertanyakan oleh profesi lain dan kita bingung mencari pembenaran dan pembelaan mati-matian. apa masih tetap seperti itu dan celakanya kita juga masih seperti itu ...<br /><br />(bersambung)SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-59364024102548355642008-10-21T21:25:00.000-07:002009-01-25T06:53:58.578-08:00INFORMASI TENTANG OBAT KERASBanyak tulisan informasi tentang obat keras dapat kita dapatkan dimana-mana (baca di ISFI, <a href="http://www.isfinational.or.id/" target="_blank">http://www.isfinational.or.id/</a>, Depkes <a href="http://www.binfar.depkes.go.id/data/files/1203426275_PEDOMAN%20OBAT%20BEBAS%20DAN%20BEBAS%20TERBATAS.pdf" target="_blank">http://www.binfar.depkes.go.id/data/files/1203426275_PEDOMAN%20OBAT%20BEBAS%20DAN%20BEBAS%20TERBATAS.pdf</a>, dll<br /><br />Namun sadarkah kita bahwa yang kita informasikan itu masih belum lengkap dan bisa menyesatkan ? dan ini diamini oleh ISFI, Depkes dalam menyebarluaskan informasi tentang definisi obat keras.<br /><br />Sebagai contoh : saya kutip di <a href="http://www.isfinational.or.id/" target="_blank">http://www.isfinational.or.id/</a> dengan judulnya obat bebas dan bebas terbatas yang di ambil dari farmasi.dinkes kaltim tentang definisi obat keras<br />Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat<br /><br />benarkah asam mefenamat harus dengan resep dokter ?<br />bisakah dibeli bebas diapotek tetapi diserahkan oleh apoteker ?<br />Dalam mendifinisikan obat keras selalu Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.<br /><br />Kita lupa bahwa ada informasi lain yang belum diinformasikan yaitu obat wajib apotek (OWA) yang termasuk dalam obat keras. ini penting untuk disosialisasikan karena kalau kita mendifinisikan sebagaimana def diatas maka sama juga dengan masyarakat awam lain (artis,politisi,pejabat dll) dalam mempresepsikan tentang obat keras padahal kita yang seharusnya merubah persepsi mereka apa lagi kalau kita mengganggap bahwa diri kita praktisi atau minimal yang lebih tahu tentang obat<br /><br /><span style="color:#3333ff;">Seharusnya definisinya Obat keras</span> adalah<br />Obat yang hanya dapat diperoleh diapotek dengan resep dan atau tanpa resep dokter yang diserahkan sendiri oleh apoteker (khusus untuk obat wajib apotek /OWA), dengan tanda khusus <span style="color:#ff0000;">lingkaran berwarna merah</span> dan bergaris tepi hitam dengan tulisan K warna hitam di dalam lingkaran warna merah tersebut.<br /><br />Obat keras terdiri dari:<br />1. Daftar G atau Obat Keras seperti antibiotika, anti diabetes, anti hipertensi, dan lainnya.<br />2. Daftar O atau Obat Bius adalah golongan obat-obat narkotika<br />3. Obat Keras Tertentu (OKT) atau psikotropik, seperti obat penenang, obat sakit jiwa, obat tidur, dan lainnya.<br />4. Obat Wajib Apotik yaitu Obat Keras yang dapat dibeli dengan resep dokter, namun dapat pula diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotik tanpa resep dokter dengan jumlah tertentu, seperti anti histamine, obat asma, pil anti hamil, beberapa obat kulit tertentu, dan lainnya.<br /><br />Diantara peraturan mengenai OWA adalah antara lain :<br />• Permenkes no.919/MENKES/PER/X/1993 tentang criteria OWA<br />• Kepmenkes no.347/MENKES/SK/VII/1990 tentang OWA no.1<br />• Permenkes no.924/MENKES/PER/X/1993 tentang OWA no.2<br />• Permenkes no.925/MENKES/PER/X/1993 tentang perubahan golongan OWA no.1.<br /><br />Mohon kita lebih kritis, selektif, lengkap dan jelas dalam memberikan informasi baik kepada anggota maupun masyarakat.<br /><br />Terima kasih<br /><br />Ada komentar dari teman sejawat ?SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-75324062971889157942008-10-20T19:41:00.000-07:002008-10-20T19:42:21.910-07:00ANTARA RESEP CODEIN & SERTIFIKAT KOMPETENSIBeberapa tahun yang lalu apotek saya mendapatkan resep Codein tab 10 mg sejumlah 20 tab dan saya putuskan tidak saya layani karena saya anggap tidak rasional …pasien bertanya kenapa ? <br />akhirnya saya jelaskan bahwa resep tersebut tidak rasional karena tidak diikuti oleh resep lain yang berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien tersebut .. <br />Usut punya usut ternyata si pasien tersebut sudah mendapat beberapa obat lain Antibiotik, Obat analgesic antipiretik, vitamin dll di tempat praktek dokter, karena pasien membutuhkan obat penekan batuk kuat (gol narkotika) maka si dokter tersebut menuliskan resep codein saja…<br />Bag tanggapan sejawat ?<br /><br />Kemarin saya mendapatkan resep yang serupa …<br />seorang ibu yang menebus resep yang berisi codein 10 mg sejumlah 30 tab ?<br />Kali ini dengan dokter yang berbeda …<br />Kemudian saya panggil pasiennya ...saya tanya yang sakit siapa? sakitnya apa? alamatnya di mana? apa sudah diberi obat lain selain obat yang ditebus diatas ?<br />Ternyata ... apa jawabannya ....<br />Si pasien menjawab yang sakit ibu saya, saya seorang dokter yang bertugas di puskesmas xyz kebetulan kehabisan obat tsb... obat lainnya sudah ada namun karena kehabisan codein di puskesmas terpaksa saya tebuskan di apotek....<br /><br />Untuk meyakinkan kami Si dokter tersebut mengeluarkan kartu identitasnya yang dikeluarkan oleh konsil Kedokteran Indonesia (KKI) bukan ketua Umum Ikatan dokter Indonesia (IDI) yang menyatakan bahwa pemegang kartu tersebut adalah seorang dokter/dokter gigi ...<br />Akhirnya kami berkenalan dengan dokter tersebut tidak ada masalah dalam komunikasi kami ...<br />Dan obat tersebut kami layani dan si dokter tersebut akhirnya membeli suplemen, dan beberapa produk obat bebas lainnya di apotek kami.<br /><br />Ada hal menarik yang dapat kita ambil dari kasus tersebut ...<br />1. Ternyata prasangka kita belum tentu seburuk yang kita pikirkan dan kita harus bersikap & berpikir positif terhadap siapapun yang datang ke apotek kita.<br />2. Ternyata di profesi lain IDI sudah jauh lebih bagus dalam menata kompetensi anggotanya dan sudah mempunyai Konsil Kedokteran Indonesia sebagai penyelenggara uji kompetensi yang lebih independen bukan Perguruan Tinggi dan dilindungi oleh UU<br />3. waktu saya taanyakan bagaimana cara mendapat kartu tersebut ? Untuk mendapatkan kartu yang diluarkan KKI mereka hanya mengirimkan berkas administrasi saja (ijazah, sumpah dokter, surat pengantar lewat IDI cabang dll) dengan membaya biayar registrasi Rp. 250 rb saja cukup murah dan tidak terlalu membebani bagi seorang dokter dan masa berlakunya selama 5 tahun.<br />4. Selanjutnya tidak ada biaya lainnya tinggal menunggu uji kompetensi setelah kartu yang bersangkutan habis masanya dan disertai dengan ketentuan harus mengikuti seminar, pelatihan yang harus memenuhi berapa SKP yang harus dipenuhi dan dilampirkan.<br /><br />Mungkin ada yang bisa berkomentar tentang hal ini ...SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-78758679891326414052008-09-17T19:53:00.000-07:002008-09-17T19:58:16.330-07:00SEBERAPA APOTEKERKAH KITA ?KENAPA INI PENTING UNTUK DIBICARAKAN ???<br /><br />Karena terkait program mengapotekerkan apoteker dan demi suksesnya sosialisasi Program TATAP di apotek dan ini merupakan program besar ISFI dalam mensosialisasikan kepada masyarakat.<br />Alangkah baiknya ISFI juga lebih bijak dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang anggotanya seberapa banyak yang apoteker, seberapa banyak yang bukan apoteker (sarjana farmasi).<br />Data ini penting karena untuk membedakan siapa yang apoteker dan siapa yang bukan. Karena dari yang apoteker saja masih diragukan siapa yang apoteker betulan dan siapa yang apoteker jadi-jadian artinya mereka suka berteriak diluar panggung tanpa ikut bermain dilapangan.<br />Mudah-mudahan semakin banyak apoteker betulan yang bisa berkiprah dan bermanfaat bagi masyarakat banyak dan mereka lebih bangga mencantumkan gelar apotekernya.<br /><br />Sebagai contoh : lihat di <a href="http://www.isfinational.or.id/sarana-kefarmasian/33-nama-ketua-umum" target="_blank">http://www.isfinational.or.id/sarana-kefarmasian/33-nama-ketua-umum</a> Dalam penulisan daftar nama-nama pendiri/ketua Ikatan Apoteker dan ketua Umum ISFI, Nama Pembina mulai tahun 1955 sampai dengan sekarang tahun 2008 yang dikeluarkan Website ISFI (organisasi yang di klaim satu-satunya organisasi apoteker di Indonesia) sampai sekarang didalam penulisan Nama dan gelar dengan tegasnya mencantumkan gelar MBA, Drs, tetapi seolah tanpa beban menghilangkan gelar apoteker sehingga kita sendiri yang sebagai apoteker ataau masyarakat awam akan ragu menilai apakah mereka Yang terhormat bergelar sarjana farmasi atau sarjana lain atau belum lulus apoteker karena mungkin saat itu tidak lulus apoteker (karena gelar apoteker nyata-nyata tidak dicantumkan)<br />Kenapa ini terjadi? alergikah dengan gelar apoteker ? kok lebih bangga menyandang gelar Drs, MBA dari pada gelar apoteker sudah menjadi kebiasaankah hal seperti ini pada diri kita ?<br /><br />Hal ini sangat berbeda kalau kita lihat profesi lain misalnya dr/drg mereka lebih senang memakai gelar profesinya dari pada gelar kesarjanaannya bahkan gelar kesarjanaannya dihilangkan sehingga profesinya dapat lebih mudah dikenal dimasyarakat ...<br /><br />Sekarang saya jadi bertanya siapa yang bertanggung jawab sistem atau perseorangan ?<br />Kalau sistem mari kita bersama-sama merubahnya<br />Organisasi ISFI harus menemukan solusinya ...<br />(atau mungkin apa perlu perubahan nama organisasi profesi kembali ke Ikatan Apoteker Indonesia dalam konggres ISFI 2009)<br />Dan draftnya harus disusun sekarang tahun 2008<br />sama seperti rencana perubahan ISFI menjadi Ikatan Farmasis Indonesia (dalam konggres ISFI tahun 2005)<br />Yang akhirnya ditolak oleh anggota karena Istilah Farmasis tidak dikenal dalam Undang Undang & hukum kefarmasian di Indonesia ..<br />Hukum Indonesia hanya mengenal Istilah Apoteker tetapi sampai sekarang pihak perguruan tinggi masih lebih suka menggunakan Istilah farmasis...<br />karena sekarang pola pikir kita harus memikirkan nasib organisasi profesi Apoteker bukan kepentingan yang lain ...<br />Namun bukan hanya sekedar mencantumkan gelar saja yang kita utamakan ...<br />tapi lebih dari itu ...<br />sebagai seorang apoteker kita harus dapat membuktikanbahkan<br />melakukan langkah nyata dengan membiasakan mengabdikan diri di masyarakat<br />sehingga bukan hanya diakui tetapi dapat mengangkat & membuktikan citra kita sebagai profesional apoteker di masyarakat...<br /><br />Salam (Drs.Suhartono,Apoteker)SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-12811475918711433122008-09-14T23:07:00.000-07:002008-09-15T20:53:59.272-07:00BERTEORI ATAU BERPRAKTISI !!<span style="color:#ff0000;">Pendidikan tinggi dengan Nilai tinggi ditambah sertifikat kompetensi ternyata masih belum cukup menjawab Permasalahan …..?<br /></span><br />Banyak para Ahli & Akademisi bingung mencari formula menyelesaikan berbagai persoalan di dalam menghadapi perubahan..<br /><br />Ada satu cerita teman sejawat<br />Ada teman saya si fulan yang waktu kuliah nilainya bagus-bagus A & B dengan IPK diatas 3,5 saat kuliah usianya relative lebih muda 2 tahun dari rata-rata teman satu angkatannya namun setelah memasuki dunia kerja si fulan ternyata kesulitan mencari pekerjaan dengar-dengar si fulan dipecat dari perusahaan karena tidak bisa berinteraksi dengan rekan kerjanya akhirnya si fulan bekerja sendiri dirumah melanjutkan pekerjaan orang tuanya diluar profesinya. Apa yang kurang ….?<br />Sementara Si dona dengan nilai biasa-biasa namun setelah lulus dan memasuki dunia pekerjaan Si dona dapat berkarir lebih cepat, dapat berwirausaha bahkan mampu mengendalikan perusahaan yang berisi orang-orang pintar seperti si fulan...<br /><br />Dan masih banyak lagi fakta dan cerita seperti diatas ... Cerita tentang kesuksesan Bill gate misalnya ...<br /><br />Sekarang dengan persaingan yang ketat antar perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dalam berebut siswa dan agar tidak kesulitan mendapatkan dunia kerja ( ini kalau mereka berpikir output) mereka menstandarkan nilai akademis dengan nilai A& B dan sangat-2 jarang memberikan nilai C bahkan D atau E hal ini membuat seolah-olah mahasiswa yang telah lulus kelihatan pandai atau pandai yang dipaksakan...<br /><br />berarti kesimpulannya kalau nilainya baik nilai A , bila nilainya kurang Nilai B karena hanya ada dua alternatif penilaian.. <br /><br />Isu globalisasi dengan SDM berbasis kompetensi ternyata diamini juga oleh pendidikan tinggi dan organisasi profesi dengan dasar hukum yang masih minim dan konsep seadanya seakan-akan dipaksakan agar dapat bersaing dengan pihak asing ....<br /><br />Namun ternyata semua itu masih belum cukup ... kalangan pendidikan tinggi, ilmuwan sibuk mencari akar permasalahannya ...dan alternatif penyelesaiannya ...<br /><br />Ada istilah baru yang perlu di pikirkan lagi yaitu Talenta Management<br />talent management adalah pengembangan SDM berdasarkan bakat dan kemampuan seseorang.<br />Istilah ini muncul karena ada perbedaan antara para praktisi dan para teorist di lapangan<br /><br />Konsep SDM berbasis kompetensi saja dirasa masih belum cukup karena tolok ukur kompetensi biasanya cenderung dirancang lebih kepada suatu teori dan para praktisi merasa kurang pas dan berbeda pandangan dengan konsep ini<br />Arah karir para praktisi adalah non managerial sedangkan arah karir para teorist adalah managerial.<br /><br />Perbedaannya terletak pada desain kompetensi<br />Konsep SDM berbasis kompetensi lebih kepada teori.<br />Sedang SDM berbasis talenta lebih kepada kinerja, apresiasi jam terbang, kepercayaan dan penghargaan atas prestasi kerja dan dapat diterima pasar...<br /><br />Selanjutnya terserah anda ...<br />Bagaimana menyikapinya ...<br />Berteori , berpraktisi ...atau menggabungkan keduanya ...SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-51983264099081542982008-08-27T21:13:00.000-07:002008-09-15T20:12:21.253-07:00SEBERAPA APOTEKERKAH ISFI ?<span style="color:#ff0000;"><div align="justify"><br /></span>Pernah saya membaca tulisan sejawat seberapa apotekerkah kita? <a href="http://www.apotekkita.com/">http://www.apotekkita.com/</a><br />Kini saya mencoba menulis seberapa apotekerkah ISFI?<br /><br />Hal ini penting karena terkait program mengapotekerkan apoteker dan demi suksesnya sosialisasi Program TATAP di apotek dan ini merupakan program besar ISFI dalam mensosialisasikan kepada masyarakat alangkah baiknya ISFI juga lebih bijak dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang anggotanya seberapa banyak yang apoteker, seberapa banyak yang bukan apoteker (sarjana farmasi).<br />Data ini penting karena untuk membedakan siapa yang apoteker dan siapa yang bukan. Karena dari yang apoteker saja masih diragukan siapa yang apoteker betulan dan siapa yang apoteker jadi-jadian artinya mereka suka berteriak diluar panggung tanpa ikut bermain dilapangan.<br />Mudah-mudahan semakin banyak apoteker betulan dan mereka lebih bangga mencantumkan gelar apotekernya.<br /><br />Sebagai contoh :<br />Dalam daftar nama-nama pendiri/ketua Ikatan Apoteker dan ketua Umum ISFI, Nama Pembina mulai tahun 1955 sampai dengan sekarang tahun 2008 yang dikeluarkan Website ISFI sampai sekarang<br />didalam penulisan Nama dan gelar dengan tegasnya ISFI mencantumkan gelar MBA, Drs tetapi seolah tanpa beban menghilangkan gelar apoteker sehingga masyarakat awam akan menilai apakah mereka Yang terhormat bergelar sarjana farmasi atau sarjana lain karena tidak ada spesifik gelar kefarmasian lebih-lebih gelar apoteker yang sangat susah didapatkan nyata-nyata dihilangkan.<br /><br /></span>Hal ini sangat berbeda dengan profesi lain dokter/dokter gigi mereka selalu menggunakan gelar profesi di depan nama mereka dr/drg bahkan rela menghilangkan gelar kesarjanaannya...<br /><br />Sekarang saya jadi bertanya seberapa apotekerkah kita yang dipengurus ISFI dalam menghargai gelar APOTEKER seseorang ?<br />Mohon tanggapannya…..<br /><br />Salam<br /><br />(Drs.Suhartono,Apoteker)</div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-44851758370292089322008-07-25T18:39:00.000-07:002008-07-25T18:43:36.928-07:00DAPATKAH ISFI MENJAMIN OBAT DIPASARAN DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN?Ada hal yang menarik dalam acara temu ilmiah & organisasi hisfarma<br />Acara temu ilmiah level nasional digelar oleh hisfarma Jatim di tahun 2008 dibilang cukup menarik karena :<br /><br />Acara digelar dikota kecil Probolinggo Jawa timur. Untuk menuju kota (anggur & mangga) probolinggo dari Surabaya atau malang yang hanya berjarak 100 km dapat ditempuh dengan kendaraan darat selama 2 jam kearah timur. Lokasi hotel bromo view berada di kota probolinggo dan dilalui jalur Bus Malang-Probolinggo, atau Surabaya-Probolinggo akan dapat memudahkan peserta dalam mencapai lokasi tempat acara dilaksanakan kegiatan tersebut (lihat <span style="color:#33cc00;">info hotel</span>).<br />Acara dilaksanakan selama 3 hari terbagi menjadi 3 bagian hari pertama tanggal 1 agustus malam hari dimulai dengan kegiatan sosialisasi pemanfaatan computer didalam praktek keseharian di bidang kefarmasiaan : baik penggunaan program computer untuk system stok maupun penjualan jugaa pemanfaatan computer untuk optimalisasi KIE dan membentuk jaringan komunikasi dengan sesama apoteker Tujuan dari kegiatan ini untuk menumbuhkan minat apoteker dalam memanfaatkan teknologi Informasi yang lagi in di era globalisasi sekarang ini agar tidak tertinggal jauh bahkan diharapkan bisa menjadi leader didalam memaanfaatkan IT dalam kegiatan kesehariannya.<br /><br />Hari kedua tanggal 2 agustus puncak acara berupa pembukaan dan dilanjutkan kegiatan temu ilmiah yang diisi oleh Direktur bina farmasi komunitas & klinik, Ketuaa Umum ISFI Prof. Haryanto Dhanutirto, DEA, Apt, serta membangun hubungan profesionalisme antara dokter & Apoteker dalam memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat oleh dr. Jauhar kumoro, SpoG serta Praktek kefarmasian oleh Apoteker di Apotek/masyarakat sebagai tenaga kesehatan olehAhaditomo, MS, APt – Ketua Kehormatan ISFI<br />Dalam kesempatan terpisah dr.Jauhar Kumoro, SpOG dari IDI pernah menyampaikan keluhan dan permintaan seputar obat palsu dapatkah ISFI menjamin bahwa Obat yang beredar dipasaran dapat dipertanggung jawabkan ? terbebas dari obat palsu? Hal-hal seperti ini tentunya bukan hal yang mudah untuk dijawab bisa atau tidak tetapi dituntut sikap mental dan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam jalur distribusi obat mulai pabrik pembuat, Distributor, Sales, Detailer, apotek sampai pengguna dalam hal ini dokter maupun paramedis. Disamping itu peran regulator baik Depkes, BPOM, maupun organisasi profesi kesehatan dituntut saling bahu-membahu memerangi kasus kejahatan seputar peredaran obat palsu yang sangat merugikan masyarakat dan semua pihak. Permasalahan seperti ini tentunya akan menarik untuk dfibahas di forum temu ilmiah & organisasi Hisfarma yang pesertanya hampir kebanyakan praktisi perapotikan yang tersebar di wilayah Indonesia mulai dari sabang sampai meraoke.<br />Acara organisasi hisfarma diharapkan mampu menjadi wadah dalam memberikan solusi seputar permasalahan praktek profesi apoteker di perapotikan mengingat praktek di apotek merupakan praktek profesi yang mandiri & tidak tergantikan oleh orang lain (idealnya begitu), namun dilapangan terkadang lain ceritanya kecuali bila apoteker itu dalam melakukan praktek ditempatnya sendiri/miliknya sendiri dan ini jumlahnya sangat kecil 10-15% selebihnya kebanyakan milik swasta. Ini tantangan yang sangat berat bagi organisasi apoteker (ISFI/Hisfarma) dalam membangun suatu komunitas praktek kefarmasian kondusif bebas dari intervensi pihak lain.<br />Kelemahan dalam berwirausaha abagi seorang apoteker juga diangkat dengan Menumbuhkan semangat enterprenership bagi profesi apotekeroleh Drs. Bambang Resmianto, Apt – Jakarta, harapannya akan dapat menggugah semangat berwirausaha di kalangan apoteker agar dapar memenuhi kebutuhan dalam melakukan praktek profesinya sendiri tanpa tergantung pihak lain.<br />Disamping itu masih banyak materi lain terkait ilmu kefarmasian maupun manajemen perapotikan yang diangat dalam acara hisfarma nanti.<br /><br />Di Hari ke 3 tanggal 3 agustus peserta akan diajak menikmati keindahan panorama gunung bromo sekaligus tantangan untuk dapat menaiki & mendaki gunung yang begitu indah dan mempesona yang selalu banyak dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara (<span style="color:#009900;">lihat wisata gunung bromo</span>).SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-20298857320369223822008-06-30T20:51:00.000-07:002008-12-11T07:47:44.088-08:00SOSIALISASI TATAP<a href="http://4.bp.blogspot.com/_9PwewWkpi-0/SGmrvrLevoI/AAAAAAAAAEo/kIhnobXTUSg/s1600-h/baby.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5217890478818508418" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://4.bp.blogspot.com/_9PwewWkpi-0/SGmrvrLevoI/AAAAAAAAAEo/kIhnobXTUSg/s200/baby.jpg" border="0" /></a><br /><div>Sebentar lagi Tahun 2009 kita akan melihat bagaimana apoteker di Indonesia sedang di uji dalam melakukan pembenahan Internal, <span style="color:#ff0000;">Akan lahir apoteker-apoteker baru yang punya nilai kompetensi dan profesionalisme yang tinggi</span>, ISFI Berbenah, BPOM Berbenah, Dinas Kesehatan Berbenah,<br />Kenapa mereka bebenah karena minimal bila kompak & setuju semua apoteker yang berada di sektor pelayanan kesehatan tersebut ikut mensosialisasikan apa itu program TATAP…</div><br /><div>Berbagai kegiatan Seminar,<span style="color:#009900;"> temu Ilmiah</span> digelar semuanya bertujuan positif demi peningkatan dan perbaikan kualitas pelayanan dan eksistensi profesi apoteker.<br /><br /><span style="color:#ff0000;">TATAP dapat didefinisikan Tiada Apoteker Tiada Pelayanan</span><br />Artinya Bila Tidak ada Apoteker otomatis tidak ada pelayanan di apotek tersebut …<br />Pelayanan yang bagaimana yang tidak ada ?<br />Apakah pelayanan Resep / Pelayanan obat-obat yang harus dengan resep dokter<br />Atau semua pelayanan di apotek harus tutup.<br />Terus bagaimana konsekuensinya ?<br />Apa dampaknya?<br />Siapa yang bisa menerima ? Siapa yang akan menolak ?<br /><br />Mari kita belajar dari Negara tetangga kita …. <span style="color:#009900;">Singapura misalnya</span> </div><div><br />Di Singapura tempat yang memberikan pelayanan kefarmasian disebut dengan <span style="color:#ff0000;">“PHARMACY”</span><br /><span style="color:#996633;">penangung jawabnya disebut Pharmacist</span> </div><div>Tahun 2007 tepatnya Bulan juni, saat saya berkunjung ke negeri singa tersebut saya sengaja mencoba melakukan survey di berbagai tempat pelayanan kefarmasian a.l :<br />1. Mall di Changi Airport Singapore - disana ada Watson Pharmacy<br />2. Mount Elizabeth Hospital – di dalam nya ada Guardian Pharmacy<br />3. Plaza Mustafa Center – Ada Watson Pharmacy<br />4. Plaza di pelabuhan Harbour Front didalamnya ada Watson Pharmacy<br /><br />Saya mencoba mendatangi satu persatu mencari apoteker / Pharmacist dan memperkenalkan diri serta berbincang-bincang dengan pharmacist <em><span style="color:#666600;">tapi ingat lho mereka terkesan lebih suka bekerja dari pada berbincang-bincang </span></em>. Ada kesan mendalam bahwa di semua titik pelayanan Pharmacy semua apotekernya/pharmacistnya berada di tempat saat apotek buka mereka rata-rata dibantu oleh satu atau dua tenaga teknis farmasi & tenaga administrasi.<br />Masih penasaran lagi saya coba datang malam hari jam 20.00 ke Mount Elizabeth Hospital disana ada <span style="color:#009900;">Guardian Pharmacy</span> saya tidak ketemu pharmacistnya karena baru saja pulang namun Guardian Pharmacy masih tetap buka tetapi yang dibuka hanya pelayanan yang khusus melayani produk-produk bebas seperti suplemen dan susu sementara obat-obatan ada satu Blok/ruang tersendiri dan sudah tertutup, rupanya ruang itu yang harus ditutup bila tidak ada apoteker/pharmacistnya. Saya mencoba datang ke Instalasi farmasi di RS Mount Elizabeth mencoba menemui apoteker/Pharmacist saya ketemu dengan apoteker/pharmacist yang dinas malam hari di rs tersebut ternyata jumlah apoteker/pharmacistnya cukup banyak saya tanya apa ada 20 pharmacist kata petugas pharmacist tersebut dijawab lebih.<br /><br /><em><span style="color:#993300;">Dari sini saya berkesimpulan ternyata di Negara kecil Singapura sudah melaksanakan kegiatan No Pharmacist No Service (TATAP)<br /></span></em><br /><span style="color:#3333ff;">Bagaimana Di Indonesia</span> ?<br /><br />Apa yang perlu dipersiapkan sebelum dilaksanakan TATAP<br /><span style="color:#cc33cc;">1. Sosialisasi ? Sudah cukupkah</span><br />Bagaimana mendifinisikan TATAP ? agar bisa diterima semua pihak ?<br />Apa maksud diadakan TATAP ?<br />Apa Manfaat TATAP Bagi Apoteker, atau bagi masyarakat ?<br />Siapa yang mencanangkan Program TATAP ? ISFI / PEMERINTAH ?<br /><span style="color:#cc66cc;">2. Perangkat hukum<br /></span>Perangkat Hukum apa yang diperlukan dalam mempersiapkan TATAP ?<br />Sudah cukupkah dengan Peraturan Pemerintah tentang pekerjaan kefarmasian ? Permenkes? dll<br />Bagaimana sanksinya ? Siapa yang bertugas memberi sanksi? BPOM, Dinkes, ISFI atau semuanya?<br />Bagaimana Rewardnya ?<br /><span style="color:#cc66cc;">3. Prioritas</span><br />Daerah mana saja yang perlu diprioritaskan / dilakukan uji coba ? Pusat Propinsi? Pusat kota ? </div><div>Apoteker mana yang lebih diprioritaskan ? Pengurus ISFI, Apoteker di Pemerintahan dst<br /><span style="color:#cc66cc;">4. Target</span><br />Berapa % target minimal terpenuhi ?<br />Bila Target tidak terpenuhi ? apa langkah berikutnya yang dilakukan ISFI<br /><span style="color:#cc66cc;">5. Dukungan</span><br />Tentunya dukungan semua pihak sangat diharapkan<br />- Dukungan BPOM ( Dalam melakukan pemeriksaan di apotek BPOM lebih memprioritaskan keberadaan apoteker <span style="color:#993300;"><em>ada/tidak</em></span> baru faktor penilaian administratif)<br />- Dukungan Dinas Kesehatan Kab/Kota (Dukungan kepala Dinas kesehatan dan Kasie farmasi dan alkes sangat berperan dalam pembinaan apotek secara berkesinambungan) </div><br /><div>- Dukungan ISFI tentunya ISFI cabang, Daerah dan Pusat ikut berperan penting dalam mengkondisikan dan melakukan evaluasi berhasil/tidaknya program TATAP, Pengurus ISFI baik di cabang, Daerah maupun Pusat harus berani memberikan contoh pelaksanaan TATAP lebih dulu <span style="color:#ff6600;">atau kalau tidak bisa lebih baik mundur menjadi penanggung jawab suatu apotek bila memang tidak bisa melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker pengelola Apotek dengan benar</span> Bila langkah ini berhasil baru apoteker yang di BPOM, pemerintahan, Dinas Kesehatan dll </div><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-43553529558127241482008-06-14T20:38:00.000-07:002008-06-15T03:51:53.150-07:00APOTEK MEMPRODUKSI OBAT KECANTIKAN DI GREBEK<a href="http://surabaya.detik.com/indexfr.php?url=http://surabaya.detik.com/index.php/detailberita.main/y/2008/m/06/d/14/tts/220337/idkanal/466/idnews/956435">http://surabaya.detik.com/indexfr.php?url=http://surabaya.detik.com/index.php/detailberita.main/y/2008/m/06/d/14/tts/220337/idkanal/466/idnews/956435</a><br /><br />Baru saja kami menulis tentang Apotek permasalahan dan solusinya, kini masalah baru sudah muncul...<br />Ini seharusnya tidak terjadi bila semua pihak yang bertanggung jawab melakukan tugasnya dengan benar ...<br />Kami hanya berharap hal ini tidak terulang kembali di masa yang akan datang..<br />Kalau memang menjadi apoteker penanggung jawab jadilah APA yang baik<br />kalau tidak bisa mundurlah ini lebih terhormat<br />dari pada bila sudah terjadi ...<br />ini memalukan sekaligus menyakitkan ...<br />seperti orang yang tak mengerti hukum dan perundang-undangan..<br />Bagi kita di ISFI mari kita saling mengkoreksi<br />Kita harus bagaimana memperlakukan anggota yang seperti ini...<br />Apakah mereka sudah ikut kompetensi / belum ?<br />Apakah hal seperti ini masuk dalam katagori penilaian dalam menerbitkan sertifikat kompentensi?<br />Mari kita evaluasi agar jangan sampai sertifikat kompetensi hanya dipakai berlindung bagi seorang apoteker yang tidak pernah melakukan praktek kefarmasian.<br /><br />mana yang perlu kita benahi?<br /><br />Mari kita renungkan semua disini ...<br />Terima kasih ...SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-61855519463969285992008-06-13T22:50:00.000-07:002008-12-11T07:47:44.285-08:00APOTEK, PERMASALAHAN & SOLUSINYA<a href="http://3.bp.blogspot.com/_9PwewWkpi-0/SFX75k0RxbI/AAAAAAAAADg/1xo3F7BjtHY/s1600-h/obat.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5212349110305277362" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://3.bp.blogspot.com/_9PwewWkpi-0/SFX75k0RxbI/AAAAAAAAADg/1xo3F7BjtHY/s200/obat.jpg" border="0" /></a><br /><div align="justify">Menanggapi tulisan Bp. Sejawat Drs. Dani Pratomo, Apt <a href="http://www.apotekkita.com/">http://www.apotekkita.com/</a><br />Sangat menarik kita bicara tentang Permasalahan Perapotikan…<br />Sebagai ketua ISFI cabang saya dihadapkan pada informasi pendirian dan rekomendasi pendirian apotek baru baik apotek milik perorangan swasta maupun klinik. </div><br /><div align="justify"></div><br /><div align="justify"><span style="color:#3333ff;">Banyak pengalaman berkaitan tentang apotek :<br /></span></div><br /><div align="justify"><span style="color:#ff0000;">I. JARAK ANTAR APOTEK</span><br />Kebetulan kami pernah dimintai rekomendasi pendirian apotek baru yang jaraknya kurang dari 100 M dari apotek sekitarnya, karena tempatnya di komplek pasar/ruko, disekitar calon apotek baru tersebut sudah berdiri 8 Apotek. Dari delapan apotek ada 3 apotek yang tutup alias bangkrut, tinggal tersisa 5 apotek itupun akan ada 1 apotek mau tutup alias omzetnya tidak memenui syarat. Untuk memutuskan memberikan rekomendasi atau tidak kami harus menghadirkan apoteker disekitar apotek baru tersebut untuk didengar pendapatnya serta menghadirkan pemilik dan Apoteker calon apotek baru tersebut serta team pembuat rekomendasi dari ISFI. Setelah berdialog cukup lama karena pertemuannyapun belangsung selama 4 kali pertemuan dan setelah berdiskusi cukup lama dan juga mengingat perlunya pemerataan pelayanan kesehatan khusnya pelayanan kefarmasian tanpa menyebabkan tutupnya apotek lain bila ada apotek baru maka dengan berat hati kami memutuskan belum dapat merekomendasi berdirinya apotek baru di sekitar tempat tersebut tetapi ISFI menyarankan dan mendukung bila apoteker dan pemilik calon apotek baru tersebut ingin membuka apotek baru di tempat lain yang masih memerlukan berdirinya apotek di wilayah kerja isfi cabang kami.<br />Ini Masalah Jarak antar apotek …. </div><br /><div align="justify"><br /><span style="color:#ff0000;">II. JASA PROFESIONAL APOTEKER<br /></span></div><br /><div align="justify">Hambatan Internal berasal dari Apoteker itu sendiri :<br />1. Apoteker tidak ingin mengelola apotek secara penuh (datang seminggu cukup 1 atau 2 hari saja)<br />2. Apoteker ingin sekedar mendapat gaji tambahan karena sudah bekerja ditempat lain atau sebagai pegawai negeri dll<br /></div><br /><div align="justify">Hambatan External :<br />1. Pemilik modal / Investor/PSA inginnya hanya pinjam nama saja artinya apoteker tidak perlu datang tiap hari tetapi cukup seminggu sekali atau 2 kali saja, syukur kalau apotekernya jarang datang dan gaji dikirim dirumah.<br /></div><br /><div align="justify"><span style="color:#006600;">SOLUSI :<br /></span>I. Hambatan internal sudah terjadi dan mengakar di masyarakat Pengurus ISFI maupun Hisfarma (bila sudah terbentuk) harus mampu memberikan contoh kepada anggotanya (bukan hanya bicara teori tetapi mempraktekkannya sendiri),<br />II. Sedangkan Hambatan secara eksternal adalah masalah Modal dan jiwa enterprener :<br />.Perlu kita akui bahwa tidak semua apoteker bisa menjadi enterprener,<br />sedangkan untuk menjadi apoteker sejati seorang apoteker harus dapat melakukan praktek secara mandiri diapotek tanpa adanya intervensi pihak lain ini bisa dilakukuan bila apoteker tersebut memiliki apotek sendiri, namun tidak menutup kemungkinan bisa melakukannya bila apotek tersebut milik koperasi, yayasan, BUMN atau swasta . </div><br /><div align="justify"><br />Untuk apoteker yang bekerja sama dengan pihak lain, kenyataan dilapangan masih ada apoteker yang di gaji setara dengan Upah Minimum Propinsi (UMP). Luar biasa (memprihatinkan)… Ini menunjukkan betapa rendahnya posisi tawar apoteker tsb.<br /><span style="color:#663333;">Ada dua kasus digaji seperti tersebut diatas :<br /></span>1. Apoteker tersebut sebagai APA namun sama sekali tidak pernah di apotek dan dia tidak mempermasalahkan hal tersebut diatas karena dia sudah mendapat gaji ditempat lain. (ini yang sangat memprihatinkan yang dapat berdampak pada krisis moral apoteker) ISFI harus tegas dalam hal ini.<br />2. Apoteker sebagai Apoteker pendamping tetapi digaji setingkat AA (biasanya ini terjadi disekitar Perguruan Tinggi baik negeri / Swasta yang banyak meluluskan apotekernya. Ini yang perlu kita perjuangkan … </div><br /><div align="justify"><br /><span style="color:#006600;">PROGRAM TATAP :<br /></span>1. TATAP yang sebenarnya adalah pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian di mana saat apotek buka harus ada apotekernya artinya bila tidak ada apotekernya otomatis apotek tersebut harus tutup. Artinya bila apotek tersebut buka jam 08.00 s/d jam 21.00 maka apotek tersebut harus menyediakan minimal 2 apoteker.<br />2. TATAP Modifikasi artinya apoteker harus menginformasikan kepada masyarakat kapan hari dan jam dia berada di apotek (ditunjukkan dengan Jam praktek/Jam konsultasi) ini akan sangat membantu bagi pasien yang ingin berkonsultasi & memerlukan apoteker. Aagar bisa dengan mudah dilihat oleh masyarakat ukuran papan konsultasi minimal 40 x 60 cm berisi nama apoteker, logo Isfi dan jam konsultasi/praktek. </div><br /><div align="justify"><br /><span style="color:#663333;"><span style="color:#993300;">Jasa profesional apoteker di wilayah Jawa Timur ditetapkan oleh ISFI sebesar</span><br /></span>- Jasa Profesi 1.500.000,- per/bulan Gaji Diterima sebanyak 14 kali gaji termasuk THR dan Akhir Tahun<br />- 1 – 1,5% Omzet<br />- Kenaikan jasa pengelolaan apotek<br />- Tunjangan Kesehatan<br />- Kenaikan jasa pengelolaan apotek secara berkala disesuaikan dengan inflasi </div><br /><div align="justify"><br />Untuk menerapkan jasa professional apoteker seperti tersebut diatas diperlukan perjuangan bagi ISFI atau apoteker untuk meyakinkan investor dalam bernegosiasi . Karena masih banyak PSA/Investor yang berpikir pola lama seperti dalam pernyataannya “saya hanya pinjam nama saja” ini bukan hal yang baru agar dapat menggaji apoteker dengan gaji rendah , padahal sebenarnya ini sangat menyakitkan bagi apoteker karena secara tidak langsung profesinya dilecehkan dan dapat diperjualbelikan. Ini harus kita tolak<br /></div><br /><div align="justify"></div><br /><div align="justify">Sedangkan usulan sejawat drs. Dani Pratomo, Apt ? <a href="http://www.apotekkita.com/">http://www.apotekkita.com/</a> agar jasa profesional apoteker ditetapkan lebih menantang. Misalnya minimal Rp. 5.000.000 per bulan. Ini perlu kita telaah bersama, apakah usulan tersebut kondusif bagi investor atau apoteker sendiri?<br />Kalau kondusif .. ok<br />Kalau tidak kondusif .. bagaimana jalan keluar dan resikonya … </div><br /><div align="justify"><br />Hisfarma dalam hal ini organisasi yang berada dibawah payung ISFI yang membidangi tentang perapotikan akan banyak berperan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut karena anggotanya lebih Homogen, hampir semuanya praktisi perapotikan … apa dan bagaimana kegiatannya mari kita datang dalam acara Temu Ilmiah dan Organisasi Hisfarma Tgl 1-3 Agustus 2008 lihat di <a href="http://www.apotekerindonesia.blogspot.com/">http://www.apotekerindonesia.blogspot.com/</a><br /></div><br /><div align="justify"></div><br /><div align="justify">Bagaimana sejawat ? Menarik bukan ? </div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7661972936940338306.post-17039351729459612532008-06-02T20:12:00.000-07:002008-09-02T20:18:32.082-07:00KEMBALINYA IKATAN APOTEKER INDONESIA<div align="justify">Kami yang di cabang bertugas mengusulkan usulan ke PD ISFI dari PD ISFI kami harapkan bisa diteruskan PP ISFI untuk di formulasikan dalam bentuk draft. Dan kebetulan di web site ini kita bisa sharing alangkah baiknya ini… berdebat boleh … demi perbaikan profesi kita … apoteker …<br /><br />Karena dalam setiap organisasi keputusan konggreslah yang patut kita hormati … ok </div><div align="justify"><span style="color:#006600;">Disini kami mencoba mengangkat wacana tentang amandemen AD/ART ISFI terkait pengembalian nama organisasi apoteker dari ISFI untuk dikembalikan ke nama aslinya Ikatan Apoteker Indonesia yang didirikan Tanggal 18 Juni 1955.</span></div><div align="justify"><span style="color:#cc9933;"><em></em></span> </div><div align="justify"><span style="color:#cc9933;"><em>Adapun latar belakang :</em></span></div><div align="justify">1. Mayoritas anggota ISFI sekarang (bisa dibilang 100%) adalah Apoteker bukan sarjana farmasi</div><div align="justify">2. Permasalahan di ISFI adalah permasalahan profesi apoteker bukan permasalahan Sarjana Farmasi (Seperti PUKA, TATAP, Magang dll). </div><div align="justify">3. Kita disini hidup dengan organisasi profesi lain IDI, PDGI dll mereka punya bendera atas nama organisasi profesi masing masing kalau kita ingin sejajar kita harus berdiri tegak dengan menghargai diri kita sebagai seorang apoteker bukan sarjana farmasi. Nama Organisasi profesi kitapun perlu kita pikirkan ulang tetap pakai ISFI dengan berbagai penjelasan dan argumen bahwa ISFI adalah satu-satunya organisasi profesi apoteker atau cukup langsung nama IKATAN APOTEKER INDONESIA ?</div><div align="justify">4. Mari kita berpikir kebelakang apakah pada saat pergantian Ikatan Apoteker Indonesia menjadi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia pada konggres ke VII tahun 1965 mayoritas pesertanya sarjana farmasi dan non apoteker ?Atau memang pada saat itu untuk menjadi seorang apoteker memang sangat susah dan langka sehingga syarat menjadi anggota ISFI adalah apoteker, sarjana farmasi dan sarjana farmasi non apoteker.</div><div align="justify">5. Kalau kita perhatikan dalam kop surat organisasi ISFI disitu tertulis arti dalam bahasa asing berbunyi Indonesian Pharmacist Association ? samakah sarjana farmasi dengan Pharmacist?</div><div align="justify"></div><div align="justify">Demikian berbagai argumen kami, kami sebagai masyarakat apoteker hanya bertugas menyuarakan dan menyampaikan aspirasi ini, karena hanya di pundak Ketua UMUM, Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah ISFI lah semua ini dapat dirumuskan dan dilegalkan di konggres NASIONAL ISFI 2009. Mudah-mudahan kita tidak hanya berputar-putar masalah ini sementara masalah lain terabaikan. Masih banyak cara lain untuk mengangkat harkat dan martabat sebagai seorang apoteker.</div><div align="justify"></div><div align="justify"><span style="color:#cc0000;">Hidup apoteker, jayalah profesiku...</span></div><div align="justify"><span style="color:#cc0000;"></span></div>SUARA APOTEKERhttp://www.blogger.com/profile/18117222599144251000noreply@blogger.com0